Nama : Saryadi
Kelas : 3EB03
NPM : 21207000
Dosen : Sugito
TUGAS BAHASA INDONESIA
BIOGRAFI
Di suatu hari di sebuah bidan yang terletak di daerah Jakarta, lahirlah seorang bayi laki-laki yang lucu nan imut. Dia lahir saat menjelang subuh, dimana hari itu adalah tanggal 01 September 1989. Bayi mungil itu kemudian diberi nama oleh kakeknya dengan nama Saryadi. Nama yang singkat, namun dibalik nama itu tersimpan doa dari orang-orang yang menyayanginya. Bayi tersebut tinggal dengan kedua orangtua nya di sebuah rumah yang sederhana. Bayi itu baru bisa berjalan disaat umurnya menginjak 2 tahun. Meskipun lambat berjalan tapi dia sudah bisa berbicara, walau masih terbata-bata cara bicaranya. Dia tergolong seorang anak yang cukup nakal. Karena waktu itu ada seorang temannya yang sedang bermain bersamanya, dipukul dengan sebatang kayu hingga berdarah.
Masa kecil bayi itu bisa dibilang indah, walau kedua orangtua nya sibuk bekerja tapi banyak sekali orang yang menyayanginya. Walau pada suatu ketika, ada seorang ibu tetangga nya yang baru saja selesai membersihkan lantai rumahnya. Tiba-tiba bayi itu merangkak melewati, lantai yang sudah bersih itu sambil membawa mainan yang kotor. Lalu tetangganya pun keluar sambil berkata “ini anak kok nakal pisan yawh, aku baru selesai ngepel tapi sudah kotor lagi” tapi ibu itu berbicara sambil tertawa karna melihat tingkah laku bayi lucu tersebut. Bayi itu juga sering dititipkan kepada saudaranya disaat kedua orangtuanya pergi bekerja dan diambil kembali setelah kedua orangtuanya selesai bekerja. Pada waktu dia berumur 5 tahun, orangtua nya mengadakan pesta sederhana untuk memperingati ulang tahun nya.
Tahun 1995, disaat umurnya menginjak 7 tahun kurang. Dia disekolahkan disebuah Madrasah Ibtidaiyah yang cukup jauh dari rumahnya. Di sekolah itu terdapat juga temannya yang dekat rumahnya dengan dia. Mereka selalu berangkat dan pulang sekolah bareng. Selesai pulang sekolah, mereka pun bermain bersama. Pada saat tahun 1998, ia memiliki seorang adik bayi laki-laki yang lucu dan menggemaskan. Adiknya itu diberi nama Ari Rama Dimas Pangestu. Memang berbeda sekali nama dia dengan nama adiknya itu. Nama dia singkat sedangkan nama adiknya panjang, tapi walau begitu itu adalah doa dari kedua orangtua nya dan ia tetap mensyukuri. Saat itu dia baru berumur 9 tahun, tapi ia sudah bisa menjadi kakak yang baik untuk adiknya. Disaat ibunya tengah repot dengan pekerjaan rumah, ia membantu ibunya untuk menjaga adiknya tersebut. Dia sangat mengerti keadaan kedua orangtua nya, dia juga seorang anak yang penurut dan pintar. Ia sering mendapat peringkat dikelasnya.
Tak terasa waktu kian berlalu, kini bayi tersebut telah berusia 12 tahun. Di usia nya yang 12 tahun itu, ia melanjutkan sekolahnya di Madrasah Tsanawiyah. Sekolah islam yang cukup terfavorit di Jakarta selatan. Masa-masa indah dilewati disekolah itu, dimana ia bersenda gurau dengan temen-temannya. Pada saat itu pula ia mengenal apa yang namanya “Cinta Monyet”. Dia suka dengan teman wanitanya disekolah yang seumuran dengan dia. Menurutnya, wanita itu baik, ramah, dan cantik. Ia pun memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada wanita tersebut. Usahanya pun ternyata tidak sia-sia, karena wanita itu juga memliki perasaan yang sama terhadapnya. Seiring berjalan nya waktu, hubungan mereka pun berakhir dikarenakan mereka telah lulus sekolah dan mereka bersekolah di sekolah yang berbeda.
Di SMA N 38 yang terletak di jalan raya Lenteng Agung itu, ia melanjutkan sekolahnya. Sekolah tersebut adalah sekolah yang cukup terfavorit di daerah Jakarta selatan. Pada tahun pertama ia sekolah di sekolah tersebut, ia merupakan anak yang rajin dan pintar. Ia juga selalu mendapat peringkat dikelasnya. Awalnya semua itu berjalan dengan bagus, namun pada saat ia naik ke kelas 2 mulai lah terlihat kenakalannya. Kenakalannya itu disebabkan karena ia telah salah memilih teman. Hingga pada suatu hari, kedua orangtua nya pun dipanggil oleh guru BP karena kenakalannya. Hati kedua orangtua nya pun kecewa terhadapnya. Tapi, dari kejadian itulah ia berjanji akan merubah perilakunya yang nakal tersebut.
Pada waktu kelas 3, ia mulai memperbaiki perilakunya. Ia semakin rajin belajar untuk menempuh Ujian Negara yang akan dilewatinya nanti. Usahanya pun tak sia-sia, ia lulus ujian dengan nilai yang cukup memuaskan. Ia berencana untuk masuk ke Universitas negeri, tapi sayangnya ia tak lulus seleksi SPMB. Ia pun mendaftarkan diri untuk masuk ke Universitas swasta yang cukup terkenal. Universitas Gunadarma adalah tempat dimana ia sekarang menuntut ilmu. Di hari pertama ia masuk kuliah, ia lupa mencatat jadwal kuliah sehingga ia tidak masuk pada jam pertama. Pada saat itu pula ia ketemu dengan teman yang bernama Amar, Temannya tersebut juga tidak masuk pada jam pertama. Hari-harinya di kampus, ia lewati dengan suka cita. Di kampus tersebutlah ia bertemu dengan seorang perempuan yang sampai sekarang masih setia untuk melewati hari-hari bersamanya. Ia mempunyai impian, setelah lulus menjadi sarjana nanti ia ingin bekerja di perusahaan yang terbaik dan mendapatkan gaji yang baik pula. Setelah pekerjaan dan materi ia dapatkan, ia ingin membahagiakan kedua orang tuanya dan meminang perempuan yang ia cintai. Ia ingin membentuk keluarga yang sakinah bersama perempuan yang ia cintai, dan memiliki keturunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar