Selasa, 20 Oktober 2009
tugas kuliah bahasa indonesia
NAMA : SARYADI
KELAS : 3 EB03
NPM : 21207000
DOSEN : DRS. SUGITO
TUGAS MERANGKUM BAB 7
Kesantunan Paragraf
A. PENGANTAR
Perhatikan paragraf A berikut ini.
Bambang Pamungkas adalah seorang pemain sepak bola yang sukses. Kehidupan Bambang Pamungkas selalu bergelimang kekayaan dan kepopuleran. Bambang Pamungkas masih terikat kontrak dengan Persija sampai Juni 2010. Bambang Pamungkas banyak mendapatkan kritikan dan laporan di berbagai media masa. Masalah ini tetap membuat nama Bambang Pamungkas populer dan menjadi buah bibir di jagat persepakbolaan Indonesia.
Apakah anda merasa lelah membaca paragraf tersebut? Tentu jawaban anda, iya. Mengapa demikian? Untuk mengetahui jawabannya, pelajarilah materi ketujuh ini.
B. KESANTUNAN PARAGRAF
Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitansecara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. Terdapat tiga persyaratan agar paragraf menjadi padu, yaitu, kepaduan, kesatuan, dan kelengkapan. Apabila sebuah paragraf itu bukan paragraf deskriptif atau naratif, secara lahiriah unsure paragraf itu berupa:
1. kalimat topic atau kalimat utama;
2. kalimat pengembang atau kalimat penjelas;
3. kalimat penegas;
4. kalimat, klausa, prosa, dan penghubung.
Dalam sebuah karangan yang utuh, fungsi utama paragraf yaitu
1. untuk menandai pembukuan atau awal ide/ gagasan baru,
2. sebagai pengembangan lebih lanjut tentang ide sebelumnya, atau
3. sebagai penegasan terhadap gagasan yang diungkapkan terlebih dahulu.
C. PERSYARATAN PARAGRAF YANG BAIK
1. Kepaduan Paragraf
Agar menjadi baik, anda harus memperhatikan persyaratannya. Persyaratan paragraf yang baik yaitu adanya kepaduan, kesatuan, dan kelengkapan. Untuk mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus anda tempuh adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Bagaimanakah agar kalimat-kalimat bertahan secara logis dan padu? Gunakanlah kata penghubung.
Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang menghubungkan anak kalimat dengn induk kalimat, sedangkan kta penhubung antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Contoh penghubung intrakalimat yaitu karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka dan lain-lain. Contoh kata penghubung antarkalimat yakni oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan, dan lain-lain.
Syarat paragraf yang baik adalah adanya kesatuan. Kesatuan berarti setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran. Pokok pikiran diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama diletakkan di awal paragraf ( deduktif ) atau di akhir paragraf ( induktif ).
2. Kesatuan Paragraf
Selain kepaduan, persyaratan penulisan paragraf yang baik adalah prinsip kesatuan. Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Terdapat ciri-ciri dalam kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut.
Ciri-ciri yang lain yaitu kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat.
3. Kelengkapan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, ketrangan, contoh, dan lain-lain. Kemudian kalimat penjelas sering memerlukan bantuan kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat. Paragraf dapat dikembangkan dengan cara, pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi, dan
klasifikasi.
D. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi, contoh , sebab akibat, definisi, dan klasifikasi. Perhatikan contoh berikut ini.
1. Cara Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan , bertentangan dengan, sedangkan lain halnya dengan , akan tetapi dan bertolak belakang dari.
2. Cara Perbandingan
Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti, serupa dingin, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
3. Cara Anologi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi unakan dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
4. Cara Contoh-contoh
Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain adalah ungkapan-ungkapan dalam pengenbangan dan mengenbankan paragraf.
5. Cara Sebab Akibat
Pengembangan paragraph dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dank arena.
6. Cara Definisi
Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat.
7. Cara Klasifikasi
Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokkan berdasarkan cirri-ciri tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar