Rabu, 29 September 2010
Penulisan Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hidup di kota besar dan maju di Jakarta dan sekitar merupakan tantangan yang berat bagi masyarakatnya, apalagi masalah macet dikota-kota besar merupakan hal yang biasa bagi warganya, maka dari itu banyak juga masyarakat yang ingin membeli kendaraan sendiri yang mengakibatkan makin macetnya kota-kota besar tersebut. Tidak amannya pada kendaraan umum pun menjadi faktor utama masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi.
Semakin macetnya kota ini maka tidak sedikit masyarakat yang mempunyai kendaraan untuk memodifikasi kendaraannya menjadi nyaman dan enak untuk dikendarai, tidak sedikit uang yang dikeluarkan untuk hal seperti itu. Contohnya saja pada motor, banyak orang yang memilki motor untuk menjadikan kendaraannya sebagai alat transportasi untuk bepergian kemanapun.
Diantara sekian banyak bengkel motor salah satunya “Mams Speed” yang berada didaerah Jagakarsa, selain melakukan service motor dan memodifikasi motor, bengkel ini juga membuat motor untuk balapan. Bengkel ini sudah pernah menjuarai kejuaraan balap motor di Kemayoran yang membuat nama bengkel ini dikenal banyak masyarakat.
Berdasarkan uraian tentang permasalahan tersebut di atas, maka penulis ingin mengkaji tentang kelayakan bisnis dari usaha bengkel motor tersebut untuk mengetahui layak atau tidaknya pembukaan cabang baru pada usaha tersebut dengan mengambil judul “ Analisis Kelayakan Bisnis Pada Usaha Bengkel Motor Mams Speed “.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
Dalam penulisan ilmiah ini masalah yang ingin dikemukakan penulis adalah:
Apakah rencana pengembangan usaha dengan melakukan pembukaan cabang baru “ Bengkel Motor Mams Speed “ di Jl. Kebagusan Raya layak atau tidak untuk dilakukan ?
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membatasi masalah pada aspek pasar, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen, aspek hukum / aspek yuridis, aspek ekonomi dan sosial, serta aspek keuangan dengan menggunakan perhitungan Payback Period, Net Present Value, dan PI. Dengan menggunakan data tahun 2009.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah usaha rencana pembukaan cabang baru Bengkel Motor Mams Speed di Jalan Kebagusan Raya, Jakarta Selatan layak atau tidak untuk dilakukan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitan ini maka diharapkan mempunyai manfaat yang berguna bagi berbagai pihak, yaitu :
1. Akademis
Dapat meningkatkan wawasan dan menambah pengetahuan tentang tingkat kelayakan usaha dalam menganalisa layak atau tidak layak jika membuka cabang baru pada Bengkel Mams Speed.
2. Praktis
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berbisnis dalam pengembangan usaha bagi badan usaha tersebut dan sebagai bahan acuan bagi seseorang atau badan usaha lain dalam berbisnis untuk mendirikan maupun mengembangkan usahanya.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini, diperlukan berbagai data dan informasi sesuai dengan materi yang akan dibahas. Cara yang dilakukan penulis untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode dibawah ini :
1.5.1 Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah bengkel motor “Mams Speed“ yang beralamat di Jl. Kebagusan Raya, Jakarta Selatan.
1.5.2 Data / Variebel
a. Data Primer, yaitu melakukan studi lapangan dan wawancara langsung kepada pemilik usaha tersebut.
b. Data Sekunder, yang terdiri dari aspek pasar, aspek ekonomi dan sosial, aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi dan aspek keuangan dan tingkat suku bunga.
1.5.3 Metode Pengumpulan Data / Variabel
Untuk memperoleh data-data, penulis melakukan pengambilan data-data dengan menggunakan data primer yaitu dengan cara :
1. Riset Lapangan
Merupakan studi lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara melakukan :
a. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab dan bertatap muka langsung oleh pemilik usaha tersebut.
b. Observasi
Yaitu untuk mengadakan pengamatan secara langsung ke perusahaan yang diteliti untuk memenuhi dan meyakinkan kebenaran dari hasil wawancara.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data yang didapat dari berbagai sumber tertulis yaitu dengan cara mempelajari buku-buku yang memuat materi penelitian ilmiah ini.
1.5.4 Alat Analisis Yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis study kelayakan bisnis pada bengkel mams speed dengan metode :
1. Payback Period
Mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali.
2. Net Present Value
Metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang
3. Profitabilitas Indeks
Mencari nilai keuntungan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan
Studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek ( biasanya merupakan proyek investasi ) dilaksanakan dengan hasil. Suad Husnan ( 2000;4 ), obyek yang diteliti bisa berbentuk proyek besar ataupun proyek yang sederhana.
Pengertian studi kelayakan menurut Yacob Ibrahim ( 2003;1 ) ialah merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan / proyek yang direncanakan.
Jadi studi kelayakan dapat diartikan sebagai penelitian tentang dapat tidaknya suatu investasi dapat dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan dapat diartikan lebih luas atau lebih terbatas terutama dipergunakan oleh pihak swasta yang berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi.
Investasi yang diteliti bisa berbentuk investasi berskala besar sampai dengan investasi yang sederhana. Maka semakin besar investasi yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi. Semakin sederhana investasi yang akan dilaksanakan semakin sederhana pula lingkungan penelitian yang akan dilakukan. Dampak itu bisa berupa dampak ekonomis dan bisa juga bersifat sosial. Dengan demikian, pada umumnya suatu studi kelayakan investasi akan menyangkut tiga aspek, yaitu :
1. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (sering disebut manfaat financial). Yang berarti apakah proyek itu cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek tersebut.
2. Manfaat proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (sering disebut manfaat nasional).
3. Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek tersebut.
2.1.2 Tujuan Dilaksanakan Studi Kelayakan
Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Karena perusahaan perlu berhati-hati dalam melakukan studi agar jangan sampai dana yang telah diinvestasikan dalam proyek tersebut tidak menguntungkan. Secara ringkas tujuan diadakan studi kelayakan adalah menghindari keterlanjuran peranan modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil bila dibandingkan resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar, ada pula sebab lain yang mengakibatkan suatu proyek ternyata kemudian menjadi tidak memungkinkan (gagal), sebab itu bisa berwujud karena kesalahan perencanaan. Oleh karena itu dalam menjalankan suatu proyek perlu diperhatikan tujuan studi kelayakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan :
a. Ruang lingkup kegiatan proyek.
b. Cara kegiatan proyek.
c. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya suatu proyek.
d. Sarana yang perlu oleh proyek tersebut.
e. Hasil kegiatan proyek tersebut, serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut.
f. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek tersebut.
g. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal dari masing-masing kegiatan tersebut, sampai dengan proyek investasi siap berjalan.
2.1.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar ( 2001;19 ) manfaat studi kelayakan bisnis dapat dilihat dari berbagai pihak, diantaranya adalah :
1. Pihak Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk direalisasikan pendanaanya, kita dapat mulai mencari investor atau pemilik modal yang mau menanamkan modal pada proyek yang akan dikerjakan itu. Sudah tentu calon investor mempunyai kepentingan secara langsung sehubungan dengan keuntungan yang akan diperoleh.
2. Pihak Kreditor
Pendanaan proyek dapat juga didapat dari bank. Pihak bank perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah kita buat tersebut termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya bonafiditas dan tersedianya jaminan yang dimiliki perusahaan sebelum pihak bank memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak.
3. Pihak Manajemen Perusahaan
Pembuatan studi kelayakan bisnis dapat dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan selain dibuat sendiri oleh pihak internal perusahaan terlepas dari siapa yang membuat, jelas bagi manajemen bahwa pembuatan proposal ini merupakan suatu upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ada pada akhirnya akan menuju pada peningkatan usaha dalam rangka meningkatkan laba.
Penilaian terhadap keadaan dan prospek suatu proyek investasi dilakukan atas dasar kriteria tertentu yang antaranya yaitu manfaat proyek bagi Negara dan masyarakat luas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan, seperti : Jumlah dana, ketidakpastian proyek, dan kompleksitas proyek tersebut. Semakin besar dana yang tertanam, semakin tidak pasti taksiran yang dibuat, semakin konplek faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan semakin mendalam studi yang dilakukan.
2.2 Aspek-Aspek Yang Dikaji Dalam Studi Kelayakan
Belum ada keseragaman mengenai aspek-aspek bisnis apa saja yang harus dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis. Dalam proses analisis setiap aspek saling berketerkaitan antara satu aspek dengan aspek yang lainnya. Mengacu kepada konsep bisnis terdahulu aspek yang perlu diteliti adalah sebagai berikut :
2.2.1. Aspek Pasar
Peranan aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi kelayakan proyek maupun studi kelayakan bisnis merupakan variabel pertama atau yang utama untuk mendapatkan perhatian. Terdapat dua masalah utama dalam aspek pasar pengukuran pasar potensial saat sekarang dan pada saat yang akan datang, pengertian dari pasar potensial adalah keseluruhan jumlah produk atau sekelompok produk yang mungkin dapat dijual dalam pasar tertentu dalam periode tertentu. Adapun karakteristik yang harus diperhatikan dalam aspek pasar yaitu seperti :
a. Jumlah permintaan produk dimasa lalu dan masa kini serta kecenderungan permintaan dimasa yang akan datang.
b. Berdasarkan pada perkiraan, berapa besar kemungkinan market space (Market potensial) yang tersedia dimasa yang akan datang.
c. Berapa besar Market share (pangsa pasar) yang direncanakan berdasarkan pada rencana produksi.
d. Faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan dimasa yang akan datang.
e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih Market share yang telah direncanakan.
2.2.2 Aspek Teknis dan Produksi
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya, pelaksanaan aspek teknis dilakukan setelah evaluasi aspek pasar yang menunjukan adanya kesempatan pemasaran yang memadai untuk jangka waktu yang relatif panjang.
2.2.3 Aspek Manajemen
Manajemen berfungsi untuk aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Dalam menyusun suatu rencana hendaknya dapat dikaji dari beberapa sisi, seperti sisi pendekatan pembuatan perencanaan, sisi fungsi perencanaan, sisi jangka waktu pelaksanaan, setelah itu buatlah suatu rekomendasinya. Disamping itu aspek manajemen bisa menyangkut tentang :
a. Manajemen dalam masa pembangunan proyek, siapa pelaksana proyek tersebut ?
b. Manajemen dalam operasi, bentuk organisasi / badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi, jumlah tenaga kerja yang akan digunakan.
2.2.4 Aspek Hukum / Aspek Yuridis :
Untuk menganalisa siapa pelaksanaan bisnis, tentunya hal ini menyangkut pada badan usahanya dan orang-orang atau individu yang terlibat.
1. Bentuk badan usaha yang akan digunakan.
Beberapa bentuk perusahaan di Indonesia, dari segi yuridisnya ada :
a. Perusahaan perseorangan : jenis usaha ini merupakan perusahaan yang di awasi dan dikelola oleh seorang.
b. Firma : suatu bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh beberapa orang dengan menggunakan nama bersama.
c. Perseroan Comanditer (CV) : merupakan suatu persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang yang masing-masing menyerahkan sejumlah uang dalam jumlah yang tidak perlu sama.
d. Perusahaan Negara dimana usaha yang modalnya secara keseluruhan dari Negara.
e. Koperasi : badan usaha yang bergerak dalam bidang ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
2. Jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan dana pinjaman.
3. Berbagai akta, sertifikat izin yang akan digunakan.
2.2.5 Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek ekonomi dan sosial, meliputi penelitian tentang :
a. Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan Negara.
b. Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa hemat dan yang bisa diperoleh.
c. Penambahan kesempatan kerja.
d. Pemerataan kesempatan kerja.
e. Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain.
f. Aspek yang bersifat sosial seperti : menjadi semakin ramainya daerah tersebut.
2.2.6 Aspek Keuangan
Aspek keuangan adalah merupakan suatu aspek yang sangat menentukan berjalannya investasi yang akan dilakukan. Karena aspek keuangan dapat menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan cara membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan untuk membayar kembali investasi yang telah dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan, serta dapat menilai apakah investasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Aspek keuangan juga dapat dikatakan sebagai dasar terlaksana atau tidaknya suatu investasi yang diinginkan. Dalam aspek keuangan ini juga membicarakan bagaimana memperkirakan kebutuhan dana yang digunakan untuk aktiva tetap maupun untuk modal kerja.
2.3 Pengertian Investasi
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi diantaranya adalah penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghemat devisa ataupun penambahan devisa, dalam menggunakan pengertian proyek investasi sebagai suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber data yang bisa dinilai secara cukup independen.
Menurut Swarsono Muhammad (2000;15) mengatakan : “investasi adalah setiap wahana dimana ditempatkan dengan memelihara atau menaikkan nilai dan memberikan hasil (return) yang positif dimasa yang akan datang.” Dan menurut Suad Husnan (2000;5), mengatakan “investasi adalah penanaman sumber daya untuk yang akan datang.
2.3.1 Pengertian Cash Flow
Menurut Bambang Rianto (2001;122) mengapa ada berbagai cara penilaian usul investasi didasarkan pada aliran kas (cash flow) dan bukan keuntungan yang dilaporkan dalam buku karena itu sangat sederhana, yaitu bahwa untuk dapat menghasilkan keuntungan tambahan kembali.
Ada berbagai cara penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan keuntungan tambahan bagi perusahaan dan juga perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung dua macam aliran kas yaitu:
1. Aliran kas yang keluar netto (net inflow of cash) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru.
2. Aliran kas yang masuk netto (net inflow of cash) yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut, sering pula disebut “net cash proceeds” atau hanya “proceeds”, Bambang Rianto (2001;12)
Ada yang membagi dalam tiga kelompok, yaitu :
a. Initial cash flow (aliran kas permulaan) yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk investasi pada awal periode.
b. Operasional cash flow (aliran kas operasional) yaitu aliran kas yang timbul selama proyek berjalan.
c. Terminal cash flow (aliran kas terminal) yaitu aliran yang akan diterima pada akhir proyek.
2.3.2 Capital Budgeting
Dikatakan oleh Bambang Rianto (2001;120), perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva adalah juga dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan. Setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung dua aliran kas ( cash flow ), pertama aliran kas keluar neto, yaitu yang diperlukan untuk investasi baru. Kedua aliran kas masuk neto, yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut atau bisa disebut dengan proceed.
Dari aspek-aspek yang telah dijelaskan diatas kita perlu mengetahui usulan yang diterima dalam usulan investasi. Maka dibutuhkan alat analisis yang menspesifikasi maksud diatas. Alat analisis yang bisa digunakan dalam penganggaran modal adalah sebagai berikut :
1. Payback Period
Suatu period yang diperlukan dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceed atau aliran kas neto. Apabila proceed yang diterima setiap tahunnya sama maka payback period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi dengan proceed tahunan.
2. Net Present Value
Nilai sekarang dari suatu aliran kas adalah nilai sekarang dari suatu jumlah aliran kas dimasa yang akan datang tingkat suku bunga diharapkan, selama period tertentu. Proceed ( aliran kas bersih ) yang terdapat dalam NPV adalah Proceed atau cash flow yang didiskontokan atas dasar biaya modal atau rate of return yang diinginkan. ( Bambang Rianto, 2001 ).
3. Profitability Index
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan- penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang investasi.
2.4 Kajian Penelitian Sejenis
a. Nama : Agung Julianto
NPM : 10205049
Jurusan : Manajemen
Judul : Study Kelayakan Pembukaan Cabang Baru Pada Bengkel Airbush New Bejo
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan yang penulis lakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
Hasil perhitungan Net Present Value menunjukkan angka Rp. 520.108 yang bernilai positif. Perhitungan Payback Period yang menunjukkan waktu pengembalian investasi selama 1 tahun 9 bulan 24 hari yang berarti lebih cepat dari perkiraan pemilik yaitu 3 tahun. Perhitungan Profitability Index yang menunjukkan angka 1.07 ( lebih besar dari 1 ). Perhitungan Internal Rate of Return yang menunjukkan angka 22,71 % yang berarti lebih besar dari tingkat bunga yang ditetapkan yaitu 14 %.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan kelayakan rencana pembukaan cabang baru bengkel airbush New Bejo untuk dilaksanakan.
2.5 Alat analisis
Dalam menjalankan proyek akan menggunakan investasi pada umumnya menggunakan metode-metode investasi diantaranya adalah menggunakan metode :
2.5.1 Metode Payback Periode (PP)
Pengertian dari payback period antara lain suatu periode yang diperlukan untuk menutupn kembali pengeluaran investasi ( Initial Cash Investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara lain initial cash investment dengan cash inflownya yang hasilnya merupakan satuan waktu menurut Husein Umar (2001;197). Menurut (Suad Husnan dan Swarsono) mengatakan “ metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi harus kembali”.
Apabila investasi dapat dihitung dengan rumus :
Payback period = Jumlah Investasi x 12
Jumlah Proceed
Apabila suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ketahun, dengan sendirinya perhitungan diatas tidak dimungkinkan. Oleh karena itu kita perlu menghitung proceeds dari tahun per tahun, sehingga keseluruhan investasi yang dikurangi jumlah proceeds tahun ke-1, hasilnya dikurangi lagi dengan proceeds tahun ke-2 dan begitu seterusnya sehingga hasil pengurangan tersebut tidak dapat lagi dikurangi dengan proceedsnya. Kelebihan hasil pengurangan itu dibagi dengan proceeds tahun berikutnya lalu dikalikan dengan 12 bulan untuk mengetahui beberapa bulan pengembaliannya.
Kriteria dalam penerimaan atau menolak, melibatkan periode pembayaran kembali dari proyek kurang dari atau dana dengan periode pembayaran. Kriteria terima tolak sebagai berikut :
a. Terima jika pembayaran kembali ≤ periode pembayaran kembali maximum yang diterima.
b. Tolak jika pembayaran kembali > periode pembayaran maximum yang diterima.
2.5.2 Metode Net Present Value
Terdapat beberapa pengertian dalam metode Net Present Value yaitu sebagai berikut :
Menurut Bambang Rianto (2001;245) “ nilai bersih sekarang proyek memberikan ukuran nilai bersih proposal investasi dalam nilai uang pada saat sekarang, perlu digunakan discount rate yang dapat ditentukan berdasarkan cost of capital. Cost of capital dimaksudkan untuk menghitung besarnya ongkos riil yang harus dikeluarkan untuk menggunakan dana dari alternative sumber yang ada. Konsep cost of capital ini digunakan untuk menolak atau menerima suatu usul proyek investasi yang berfungsi sebagai hurdle rate yaitu tingkat pembatas.
Nilai bersih sekarang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Net Present Value = PV Proceed – PV Outlays
Kriteria terima tolak dalan metode Net Present Value adalah sebagai berikut :
• Jika Net Present Value proyek lebih besar dari PV proceed atau sama dengan 0 (nol), maka akan menerima penerimaan proyek tersebut (NPV≥0,0 : Terima ).
• Jika ada nilai negative muncul maka penerimaan proyek, maka akan menolak proyek (NPV < 0,0 : Tolak).
Jika nilai bersih sekarang dari proyek nol, maka proyek tersebut memberikan pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian yang diisaratkan dan harus diterima. Tingkat pengembalian yang diisyaratkan atau biaya modal adalah tingkat pengembalian yang dibutuhkan untuk menaskahkan pencarian dana unttuk mendanai proyek atau dengan kata lain tingkat pengembalian yang dibutuhkan, untuk mempertahankan harga pasar per saham perusahaan sekarang.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003;157) “Nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua pada PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present Value (NPV).
2.5.3 Metode Profitability Index
Indeks keuntungan atau rasio keuntungan atau biaya adalah rasio nilai sekarang dari arus kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran awal. Walau kriteria ini bersih sekarang investasi memberikan ukuran kelayakan proyek dalam nilai uang yang absolute, maka indeks keuntungan memberikan ukuran relative dari keuntungan bersih masa depannya terhadap biaya awal.
Profitabilitas index dapa dihitung dengan menggunakan rumus :
Profitabilitas Index = PV Proceed
PV Outlays
Kriteria keputusan dengan menggunakan indeks keuntungan adalah menerima proyek jika profitabilitas indeks lebih besar atau sama dengan 1,00 dan menolak proyek jika profitabilitas indeks kurang dari 1,00.
Profitabilitas Index (PI) ≥ 1,0 : Terima
Profitabilitas Index (PI) < 1,0 : Tolak
Kelemahan dan keuntungan dalam profitabilitas index adalah sebagai berikut :
Keuntungan profitabilitas index :
- Menggunakan arus kas.
- Memakai nilai waktu uang.
- Konsisten dengan tujuan perusahaan memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Kelemahan profitabilitas index :
- Menumbuhkan peramalan jangka panjang yang detail mengenai pertambahan keuntungan dan biaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ilmiah ini adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang jasa service kendaraan bermotor yaitu bengkel “Mams Speed” yang beralamat di Jl. Durian Jagakarsa Jakarta Selatan.
3.2 Data / Variabel Yang Digunakan
a. Data Primer, yaitu melakukan studi lapangan dan wawancara langsung kepada pemilik usaha tersebut.
b. Data Sekunder, yang terdiri dari aspek pasar, aspek ekonomi dan sosial, aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi dan aspek keuangan dan tingkat suku bunga.
3.3 Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dalam penulisan ini, penulis mengumpulkan data dengan cara teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Studi Lapangan
Suatu metode penelitian yang dilakukan secara langsung pada penelitian guna mencari informasi dan data yang dibutuhkan dengan cara observasi dan mewawancarai pihak-pihak yang bersangkutan sehingga dapat diperoleh data primer.
2. Studi Pustaka
Suatu metode penelitian yang dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan objek penelitian yang merupakan data sekunder dan sebagai pertimbangan dalam analisa data yang dilakukan.
3.4 Alat Analisis Yang Digunakan
Analisis yang digunakan dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan alat analisis sebagai berikut :
1. Payback Period
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceeds” atau “aliran kas netto” atau bisa juga diartikan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal.
Payback Period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi dengan proceeds tahunan.
Jumlah Investasi
Payback Period =
Jumlah Proceeds Tahunan
Jadi criteria penilaian pada metode payback period ini adalah :
- Jika payback periodnya lebih kecil ( < ) dari waktu maksimum yang diisyaratkan maka proyek diterima.
- Jika payback periodnya lebih besar ( > ) dari waktu maksimum yang diisyaratkan maka proyek ditolak.
2. Net Present Value
Net Present Value yaitu selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih ( aliran kas operasional maupun aliran kas terminal ) dimasa yang akan datang.
Net Present Value = PV Proceeds – PV Outlays
Kriteria penilaian NPV adalah :
- Jika NPV positif, maka investasi diterima.
- Jika NPV negatif, maka investasi ditolak.
3. Profitability Indeks
Profitability Indeks adalah rasio nilai sekarang dari arus kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran awalnya. Kriteria nnilai bersih sekarang investasi memberikan ukuran kelayakan usaha dalam nilai uang yang absolut, maka indeks keuntungan memberikan ukuran relatif dari keuntungan bersih masa depannya terhadap biaya awal.
PV dari Proceeds
Profiatbility indeks =
PV dari Outlays
Kriteria untuk profitability indeks adalah :
- Jika PI lebih besar ( > ) dari 1, maka investasi diterima.
- Jika PI lebih kecil ( < ) dari 1, maka investasi ditolak.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data dan Profile Objek Penelitian
Bengkel motor ini terletak didaerah Jagakarsa Jakarta Selatan, pemilik bengkel ini bernama Imam yang kebanyakan orang kenal dengan sebutan Mas Bedjo. Dia berinisiatif mendirikan bengkel ini karena dia ingin menyalurkan minatnya didunia otomotif.
Dalam urusan pelayanan, bengkel ini tidak kalah baik dengan bengkel lainnya. Namun, belakangan ini usaha yang dijalankan mas Imam menghadapi masalah yaitu adanya penurunan pendapatan. Penurunan pendapatan ini sudah berlangsung selama beberapa bulan dan mulai membuat khawatir Imam sebagai pemilik. Untuk itulah Mas Imam merasa perlu untuk melakukan penilaian kembali terhadap investasi yang sudah dia lakukan.
4.2 Hasil Penelitian dan Analisis
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya hasil penilaian investasi merupakan salah satu peralatan dalam pengambilan keputusan.
Dengan dasar penilaian tersebut pemilik gagasan proyek dapat mengambil keputusan berdasarkan criteria berikut :
1. Menerima atau menolak sebuah gagasan proyek.
2. Mengambil satu atau beberapa proyek untuk dilaksanakan.
3. Menetapkan pelaksanaan sebuah atau beberapa proyek.
4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Bengkel Mams Speed ini memberikan tarif yang sesuai dengan bengkel umumnya, bengkel ini memang di khususkan bagi masyarakat umum baik dari kalangan bawah, menengah, maupun atas.
4.2.2 Aspek Manajemen
Dalam aspek ini menggunakan manajemen lini atau manajemen tingkat pertama, yaitu tingkatan yang paling rendah dalam suatu organisasi, dimana seorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
4.2.3 Aspek Ekonomi dan Sosial
Pada aspek ekonomi dan sosial dapat memberikan hasil yang positif dengan cara melihat tingkat manfaat secara umum untuk daerah sekitar bengkel tersebut. Sedangkan disisi lain dengan adanya usaha ini juga dapat membantu perekonomian pemilik serta dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga membantu pemerintah mengurangi pengangguran meskipun dalam jumlah hanya sangat kecil.
4.2.4 Aspek Hukum
Bengkel ini didirikan tidak menggunakan surat-surat yang resmi karena bengkel ini hanya merupakan usaha kecil. Tetapi bengkel ini hanya minta izin melalui Rt dan Rw setempat.
4.2.5 Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam analisa studi kelayakan, ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat guna untuk menganalisis perhitungan usaha yang dilakukan.
Dana yang diinvestasikan oleh pemilik bengkel Mams Speed tersebut adalah Rp. 3.650.000,-. Berikut adalah daftar investasi pada bengkel Mams Speed milik Mas Imam dapat dilihat pada tabel 4.1 :
Tabel 4.1
Data Investasi Awal
No. Investasi Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6. 1 Unit compressor @ Rp. 1.200.000
Gerinda duduk
Tuner
Etalase
Gerinda tangan
Bor tangan Rp. 1.200.000
Rp. 300.000
Rp. 800.000
Rp. 750.000
Rp. 350.000
Rp. 250.000
Jumlah Rp. 3.650.000
Menentukan depresiasi Investasi bengkel Mams Speed yang dihitung dengan menggunakan Metode Garis Lurus. Adapun daftar depresiasi aktiva tetap dapat dilihat pada tabel 4.2 :
Tabel 4.2
Depresiasi Investasi Bengkel Mams Speed
No Nama Barang Jumlah Barang Harga Satuan Harga Umur Ekonomis Nilai Residu Depresiasi
1. Compressor 1 Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000 5 tahun 0 Rp. 240.000
2. Gerinda duduk 1 Rp. 300.000 Rp. 300.000 3 tahun 0 Rp. 100.000
3. Tuner 1 Rp. 800.000 Rp. 800.000 2 tahun 0 Rp. 400.000
4. Etalase 1 Rp. 750.000 Rp. 750.000 5 tahun 0 Rp. 150.000
5. Gerinda Tangan 1 Rp. 350.000 Rp. 350.000 2 tahun 0 Rp. 175.000
6. Bor tangan 1 Rp. 250.000 Rp. 250.000 2 tahun 0 Rp. 125.000
Jumlah Rp.1.190.000
Perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan setiap bulannya adalah
- Biaya rata-rata pengeluaran lainnya = Rp. 1.500.000
- Biaya gaji 2 orang mekanik = Rp. 1.200.000
- Biaya sewa tempat dan listrik = Rp. 700.000 +
Jumlah biaya yang dikeluarkan tiap bulannya = Rp. 3.400.000
Jadi jumlah biaya yang dikeluarkan selama setahun adalah
Rp. 3.400.000 x 12 bulan = Rp. 40.800.00
- Pendapatan bengkel A4 Mams Speed :
Jumlah pendapatan rata-rata selama 1 bulan = Rp. 4.500.000
Jadi jumlah pendapatan selama 1 tahun adalah
Rp. 4.500.000 x 12 bulan = Rp. 54.000.000
- Taksiran Rugi Laba
Pendapatan bengkel = Rp. 54.000.000
Biaya Operasional = (Rp. 40.800.000)
Laba Kotor = Rp. 13.200.000
Depresiasi = Rp. 1.190.000
Proceed = Rp. 14.390.000
4.3 Analisis Net Present Value
Untuk dapat atau tidaknya apakah bengkel tersebut masih layak untuk membuka cabang baru maka kita dapat melakukan pengujian atau penganalisaan terhadap data tersebut dengan menggunakan tingkat bunga 10 % untuk melakukan perhitungan Net Present Value.
Df 10 % = 0.909
PV. Proceed = 0.909 x Rp. 14.390.000
= Rp. 13.080.510
NPV = PV Proceed – PV Outlays
= Rp. 13.080.510 – Rp. 3.650.000
= Rp. 9.430.510
Karena NPV bernilai positif, maka investasi pada usaha ini baik untuk dijalankan.
4.4 Analisis Payback Period
Payback period digunakan untuk menganalisa jangka waktu pengembalian modal investasi. Berikut ini adalah perhitungannya :
Payback period = Jumlah Investasi x 12 bulan
Proceed
= Rp. 3.650.000 x 12 bulan
Rp. 14.390.000
= 3,04
= 0,04 x 30 hari
= 1,2
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa dalam waktu 1 tahun 3 bulan 1 hari bengkel A4 Mams Speed ini dapat mengembalikan investasinya dalam jangka waktu kurang dari 2 tahun.
4.5 Analisis Profitability Index ( PI )
Layak atau tidaknya kelangsungan suatu usaha untuk terus dilaksanakan dapat pula diketahui dengan cara menganalisa tingkat profitabilitasnya.
Profitabilitas Index = PV Proceed
PV Outlays
= Rp. 13.080.510
Rp. 3.650.000
= 3,58
Karena nilai Profitabilitas Index > 1,00 maka investasi ini masih baik untuk dijalankan.
4.6 Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan menggunakan metode Net Present Value, Payback Period, Profitabilitas Indeks maka dapat kita lihat pada tabel 4.3 :
Tabel 4.3
Rangkuman Hasil Penelitian
Analisis Hasil Keterangan
Net Present Value Rp. 9.430.510 Karena NPV bernilai positif, maka investasi ini baik untuk dijalankan.
Payback Period 1 tahun 3 bulan 1 hari Masa pengembalian investasi ini memenuhi syarat untuk terus dijalankan karena lebih cepat dari perkiraan pemilik yaitu 2 tahun.
Profitabilitas Index 3,58 Karena nilai profitabilitas index lebih dari 1, maka investasi ini baik untuk dijalankan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Usaha yang dijalankan oleh Bengkel Mams Speed layak di teruskan berdasarkan hasil dari analisis dengan menggunakan metode Payback Period didapat hasil 1 tahun 3 bulan 1 hari merupakan jangka waktu pengembalian investasi, karena Payback Periodnya lebih kecil dari waktu yang ditentukan maka investasi diterima. Dengan menggunakan metode Net Present Value diperoleh hasil sebesar Rp. 9.430.510,00 karena nilai yang diperoleh positif maka investasi diterima. Sedangkan dengan menggunakan metode Profitability Indeks diperoleh hasil sebesar 3,58. Karena hasilnya lebih besar dari 1 maka investasi tersebut diterima.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian maka pemilik bengkel harus mempertahankan usahanya, karena usahanya sangat menguntungkan untuk menambah pendapatannya. Dan pemilik bengkel harus mempertahankan apa yang sudah dimilikinya sekarang agar usaha yang dijalankannya dapat bertahan lama.
DAFTAR PUSTAKA
Husein Umar, 2001, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kasmir dan Jakfar, 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Pertama, Kencana, Bogor.
Yacob Ibrahim, 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Kencana, 2010.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar