Rabu, 29 September 2010
Penulisan Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hidup di kota besar dan maju di Jakarta dan sekitar merupakan tantangan yang berat bagi masyarakatnya, apalagi masalah macet dikota-kota besar merupakan hal yang biasa bagi warganya, maka dari itu banyak juga masyarakat yang ingin membeli kendaraan sendiri yang mengakibatkan makin macetnya kota-kota besar tersebut. Tidak amannya pada kendaraan umum pun menjadi faktor utama masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi.
Semakin macetnya kota ini maka tidak sedikit masyarakat yang mempunyai kendaraan untuk memodifikasi kendaraannya menjadi nyaman dan enak untuk dikendarai, tidak sedikit uang yang dikeluarkan untuk hal seperti itu. Contohnya saja pada motor, banyak orang yang memilki motor untuk menjadikan kendaraannya sebagai alat transportasi untuk bepergian kemanapun.
Diantara sekian banyak bengkel motor salah satunya “Mams Speed” yang berada didaerah Jagakarsa, selain melakukan service motor dan memodifikasi motor, bengkel ini juga membuat motor untuk balapan. Bengkel ini sudah pernah menjuarai kejuaraan balap motor di Kemayoran yang membuat nama bengkel ini dikenal banyak masyarakat.
Berdasarkan uraian tentang permasalahan tersebut di atas, maka penulis ingin mengkaji tentang kelayakan bisnis dari usaha bengkel motor tersebut untuk mengetahui layak atau tidaknya pembukaan cabang baru pada usaha tersebut dengan mengambil judul “ Analisis Kelayakan Bisnis Pada Usaha Bengkel Motor Mams Speed “.
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
Dalam penulisan ilmiah ini masalah yang ingin dikemukakan penulis adalah:
Apakah rencana pengembangan usaha dengan melakukan pembukaan cabang baru “ Bengkel Motor Mams Speed “ di Jl. Kebagusan Raya layak atau tidak untuk dilakukan ?
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membatasi masalah pada aspek pasar, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen, aspek hukum / aspek yuridis, aspek ekonomi dan sosial, serta aspek keuangan dengan menggunakan perhitungan Payback Period, Net Present Value, dan PI. Dengan menggunakan data tahun 2009.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah usaha rencana pembukaan cabang baru Bengkel Motor Mams Speed di Jalan Kebagusan Raya, Jakarta Selatan layak atau tidak untuk dilakukan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitan ini maka diharapkan mempunyai manfaat yang berguna bagi berbagai pihak, yaitu :
1. Akademis
Dapat meningkatkan wawasan dan menambah pengetahuan tentang tingkat kelayakan usaha dalam menganalisa layak atau tidak layak jika membuka cabang baru pada Bengkel Mams Speed.
2. Praktis
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berbisnis dalam pengembangan usaha bagi badan usaha tersebut dan sebagai bahan acuan bagi seseorang atau badan usaha lain dalam berbisnis untuk mendirikan maupun mengembangkan usahanya.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini, diperlukan berbagai data dan informasi sesuai dengan materi yang akan dibahas. Cara yang dilakukan penulis untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode dibawah ini :
1.5.1 Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah bengkel motor “Mams Speed“ yang beralamat di Jl. Kebagusan Raya, Jakarta Selatan.
1.5.2 Data / Variebel
a. Data Primer, yaitu melakukan studi lapangan dan wawancara langsung kepada pemilik usaha tersebut.
b. Data Sekunder, yang terdiri dari aspek pasar, aspek ekonomi dan sosial, aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi dan aspek keuangan dan tingkat suku bunga.
1.5.3 Metode Pengumpulan Data / Variabel
Untuk memperoleh data-data, penulis melakukan pengambilan data-data dengan menggunakan data primer yaitu dengan cara :
1. Riset Lapangan
Merupakan studi lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara melakukan :
a. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab dan bertatap muka langsung oleh pemilik usaha tersebut.
b. Observasi
Yaitu untuk mengadakan pengamatan secara langsung ke perusahaan yang diteliti untuk memenuhi dan meyakinkan kebenaran dari hasil wawancara.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data yang didapat dari berbagai sumber tertulis yaitu dengan cara mempelajari buku-buku yang memuat materi penelitian ilmiah ini.
1.5.4 Alat Analisis Yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis study kelayakan bisnis pada bengkel mams speed dengan metode :
1. Payback Period
Mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali.
2. Net Present Value
Metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang
3. Profitabilitas Indeks
Mencari nilai keuntungan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan
Studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek ( biasanya merupakan proyek investasi ) dilaksanakan dengan hasil. Suad Husnan ( 2000;4 ), obyek yang diteliti bisa berbentuk proyek besar ataupun proyek yang sederhana.
Pengertian studi kelayakan menurut Yacob Ibrahim ( 2003;1 ) ialah merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan / proyek yang direncanakan.
Jadi studi kelayakan dapat diartikan sebagai penelitian tentang dapat tidaknya suatu investasi dapat dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan dapat diartikan lebih luas atau lebih terbatas terutama dipergunakan oleh pihak swasta yang berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi.
Investasi yang diteliti bisa berbentuk investasi berskala besar sampai dengan investasi yang sederhana. Maka semakin besar investasi yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi. Semakin sederhana investasi yang akan dilaksanakan semakin sederhana pula lingkungan penelitian yang akan dilakukan. Dampak itu bisa berupa dampak ekonomis dan bisa juga bersifat sosial. Dengan demikian, pada umumnya suatu studi kelayakan investasi akan menyangkut tiga aspek, yaitu :
1. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (sering disebut manfaat financial). Yang berarti apakah proyek itu cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek tersebut.
2. Manfaat proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (sering disebut manfaat nasional).
3. Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek tersebut.
2.1.2 Tujuan Dilaksanakan Studi Kelayakan
Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Karena perusahaan perlu berhati-hati dalam melakukan studi agar jangan sampai dana yang telah diinvestasikan dalam proyek tersebut tidak menguntungkan. Secara ringkas tujuan diadakan studi kelayakan adalah menghindari keterlanjuran peranan modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil bila dibandingkan resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar, ada pula sebab lain yang mengakibatkan suatu proyek ternyata kemudian menjadi tidak memungkinkan (gagal), sebab itu bisa berwujud karena kesalahan perencanaan. Oleh karena itu dalam menjalankan suatu proyek perlu diperhatikan tujuan studi kelayakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan :
a. Ruang lingkup kegiatan proyek.
b. Cara kegiatan proyek.
c. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya suatu proyek.
d. Sarana yang perlu oleh proyek tersebut.
e. Hasil kegiatan proyek tersebut, serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut.
f. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek tersebut.
g. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal dari masing-masing kegiatan tersebut, sampai dengan proyek investasi siap berjalan.
2.1.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar ( 2001;19 ) manfaat studi kelayakan bisnis dapat dilihat dari berbagai pihak, diantaranya adalah :
1. Pihak Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak untuk direalisasikan pendanaanya, kita dapat mulai mencari investor atau pemilik modal yang mau menanamkan modal pada proyek yang akan dikerjakan itu. Sudah tentu calon investor mempunyai kepentingan secara langsung sehubungan dengan keuntungan yang akan diperoleh.
2. Pihak Kreditor
Pendanaan proyek dapat juga didapat dari bank. Pihak bank perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah kita buat tersebut termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya bonafiditas dan tersedianya jaminan yang dimiliki perusahaan sebelum pihak bank memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak.
3. Pihak Manajemen Perusahaan
Pembuatan studi kelayakan bisnis dapat dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan selain dibuat sendiri oleh pihak internal perusahaan terlepas dari siapa yang membuat, jelas bagi manajemen bahwa pembuatan proposal ini merupakan suatu upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ada pada akhirnya akan menuju pada peningkatan usaha dalam rangka meningkatkan laba.
Penilaian terhadap keadaan dan prospek suatu proyek investasi dilakukan atas dasar kriteria tertentu yang antaranya yaitu manfaat proyek bagi Negara dan masyarakat luas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan, seperti : Jumlah dana, ketidakpastian proyek, dan kompleksitas proyek tersebut. Semakin besar dana yang tertanam, semakin tidak pasti taksiran yang dibuat, semakin konplek faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan semakin mendalam studi yang dilakukan.
2.2 Aspek-Aspek Yang Dikaji Dalam Studi Kelayakan
Belum ada keseragaman mengenai aspek-aspek bisnis apa saja yang harus dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis. Dalam proses analisis setiap aspek saling berketerkaitan antara satu aspek dengan aspek yang lainnya. Mengacu kepada konsep bisnis terdahulu aspek yang perlu diteliti adalah sebagai berikut :
2.2.1. Aspek Pasar
Peranan aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi kelayakan proyek maupun studi kelayakan bisnis merupakan variabel pertama atau yang utama untuk mendapatkan perhatian. Terdapat dua masalah utama dalam aspek pasar pengukuran pasar potensial saat sekarang dan pada saat yang akan datang, pengertian dari pasar potensial adalah keseluruhan jumlah produk atau sekelompok produk yang mungkin dapat dijual dalam pasar tertentu dalam periode tertentu. Adapun karakteristik yang harus diperhatikan dalam aspek pasar yaitu seperti :
a. Jumlah permintaan produk dimasa lalu dan masa kini serta kecenderungan permintaan dimasa yang akan datang.
b. Berdasarkan pada perkiraan, berapa besar kemungkinan market space (Market potensial) yang tersedia dimasa yang akan datang.
c. Berapa besar Market share (pangsa pasar) yang direncanakan berdasarkan pada rencana produksi.
d. Faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan dimasa yang akan datang.
e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih Market share yang telah direncanakan.
2.2.2 Aspek Teknis dan Produksi
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya, pelaksanaan aspek teknis dilakukan setelah evaluasi aspek pasar yang menunjukan adanya kesempatan pemasaran yang memadai untuk jangka waktu yang relatif panjang.
2.2.3 Aspek Manajemen
Manajemen berfungsi untuk aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Dalam menyusun suatu rencana hendaknya dapat dikaji dari beberapa sisi, seperti sisi pendekatan pembuatan perencanaan, sisi fungsi perencanaan, sisi jangka waktu pelaksanaan, setelah itu buatlah suatu rekomendasinya. Disamping itu aspek manajemen bisa menyangkut tentang :
a. Manajemen dalam masa pembangunan proyek, siapa pelaksana proyek tersebut ?
b. Manajemen dalam operasi, bentuk organisasi / badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi, jumlah tenaga kerja yang akan digunakan.
2.2.4 Aspek Hukum / Aspek Yuridis :
Untuk menganalisa siapa pelaksanaan bisnis, tentunya hal ini menyangkut pada badan usahanya dan orang-orang atau individu yang terlibat.
1. Bentuk badan usaha yang akan digunakan.
Beberapa bentuk perusahaan di Indonesia, dari segi yuridisnya ada :
a. Perusahaan perseorangan : jenis usaha ini merupakan perusahaan yang di awasi dan dikelola oleh seorang.
b. Firma : suatu bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh beberapa orang dengan menggunakan nama bersama.
c. Perseroan Comanditer (CV) : merupakan suatu persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang yang masing-masing menyerahkan sejumlah uang dalam jumlah yang tidak perlu sama.
d. Perusahaan Negara dimana usaha yang modalnya secara keseluruhan dari Negara.
e. Koperasi : badan usaha yang bergerak dalam bidang ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
2. Jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan dana pinjaman.
3. Berbagai akta, sertifikat izin yang akan digunakan.
2.2.5 Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek ekonomi dan sosial, meliputi penelitian tentang :
a. Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan Negara.
b. Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa hemat dan yang bisa diperoleh.
c. Penambahan kesempatan kerja.
d. Pemerataan kesempatan kerja.
e. Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain.
f. Aspek yang bersifat sosial seperti : menjadi semakin ramainya daerah tersebut.
2.2.6 Aspek Keuangan
Aspek keuangan adalah merupakan suatu aspek yang sangat menentukan berjalannya investasi yang akan dilakukan. Karena aspek keuangan dapat menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan cara membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan untuk membayar kembali investasi yang telah dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan, serta dapat menilai apakah investasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Aspek keuangan juga dapat dikatakan sebagai dasar terlaksana atau tidaknya suatu investasi yang diinginkan. Dalam aspek keuangan ini juga membicarakan bagaimana memperkirakan kebutuhan dana yang digunakan untuk aktiva tetap maupun untuk modal kerja.
2.3 Pengertian Investasi
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi diantaranya adalah penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghemat devisa ataupun penambahan devisa, dalam menggunakan pengertian proyek investasi sebagai suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber data yang bisa dinilai secara cukup independen.
Menurut Swarsono Muhammad (2000;15) mengatakan : “investasi adalah setiap wahana dimana ditempatkan dengan memelihara atau menaikkan nilai dan memberikan hasil (return) yang positif dimasa yang akan datang.” Dan menurut Suad Husnan (2000;5), mengatakan “investasi adalah penanaman sumber daya untuk yang akan datang.
2.3.1 Pengertian Cash Flow
Menurut Bambang Rianto (2001;122) mengapa ada berbagai cara penilaian usul investasi didasarkan pada aliran kas (cash flow) dan bukan keuntungan yang dilaporkan dalam buku karena itu sangat sederhana, yaitu bahwa untuk dapat menghasilkan keuntungan tambahan kembali.
Ada berbagai cara penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan keuntungan tambahan bagi perusahaan dan juga perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung dua macam aliran kas yaitu:
1. Aliran kas yang keluar netto (net inflow of cash) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru.
2. Aliran kas yang masuk netto (net inflow of cash) yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut, sering pula disebut “net cash proceeds” atau hanya “proceeds”, Bambang Rianto (2001;12)
Ada yang membagi dalam tiga kelompok, yaitu :
a. Initial cash flow (aliran kas permulaan) yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk investasi pada awal periode.
b. Operasional cash flow (aliran kas operasional) yaitu aliran kas yang timbul selama proyek berjalan.
c. Terminal cash flow (aliran kas terminal) yaitu aliran yang akan diterima pada akhir proyek.
2.3.2 Capital Budgeting
Dikatakan oleh Bambang Rianto (2001;120), perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva adalah juga dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan. Setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung dua aliran kas ( cash flow ), pertama aliran kas keluar neto, yaitu yang diperlukan untuk investasi baru. Kedua aliran kas masuk neto, yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut atau bisa disebut dengan proceed.
Dari aspek-aspek yang telah dijelaskan diatas kita perlu mengetahui usulan yang diterima dalam usulan investasi. Maka dibutuhkan alat analisis yang menspesifikasi maksud diatas. Alat analisis yang bisa digunakan dalam penganggaran modal adalah sebagai berikut :
1. Payback Period
Suatu period yang diperlukan dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceed atau aliran kas neto. Apabila proceed yang diterima setiap tahunnya sama maka payback period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi dengan proceed tahunan.
2. Net Present Value
Nilai sekarang dari suatu aliran kas adalah nilai sekarang dari suatu jumlah aliran kas dimasa yang akan datang tingkat suku bunga diharapkan, selama period tertentu. Proceed ( aliran kas bersih ) yang terdapat dalam NPV adalah Proceed atau cash flow yang didiskontokan atas dasar biaya modal atau rate of return yang diinginkan. ( Bambang Rianto, 2001 ).
3. Profitability Index
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan- penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang investasi.
2.4 Kajian Penelitian Sejenis
a. Nama : Agung Julianto
NPM : 10205049
Jurusan : Manajemen
Judul : Study Kelayakan Pembukaan Cabang Baru Pada Bengkel Airbush New Bejo
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan yang penulis lakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
Hasil perhitungan Net Present Value menunjukkan angka Rp. 520.108 yang bernilai positif. Perhitungan Payback Period yang menunjukkan waktu pengembalian investasi selama 1 tahun 9 bulan 24 hari yang berarti lebih cepat dari perkiraan pemilik yaitu 3 tahun. Perhitungan Profitability Index yang menunjukkan angka 1.07 ( lebih besar dari 1 ). Perhitungan Internal Rate of Return yang menunjukkan angka 22,71 % yang berarti lebih besar dari tingkat bunga yang ditetapkan yaitu 14 %.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan kelayakan rencana pembukaan cabang baru bengkel airbush New Bejo untuk dilaksanakan.
2.5 Alat analisis
Dalam menjalankan proyek akan menggunakan investasi pada umumnya menggunakan metode-metode investasi diantaranya adalah menggunakan metode :
2.5.1 Metode Payback Periode (PP)
Pengertian dari payback period antara lain suatu periode yang diperlukan untuk menutupn kembali pengeluaran investasi ( Initial Cash Investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara lain initial cash investment dengan cash inflownya yang hasilnya merupakan satuan waktu menurut Husein Umar (2001;197). Menurut (Suad Husnan dan Swarsono) mengatakan “ metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi harus kembali”.
Apabila investasi dapat dihitung dengan rumus :
Payback period = Jumlah Investasi x 12
Jumlah Proceed
Apabila suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ketahun, dengan sendirinya perhitungan diatas tidak dimungkinkan. Oleh karena itu kita perlu menghitung proceeds dari tahun per tahun, sehingga keseluruhan investasi yang dikurangi jumlah proceeds tahun ke-1, hasilnya dikurangi lagi dengan proceeds tahun ke-2 dan begitu seterusnya sehingga hasil pengurangan tersebut tidak dapat lagi dikurangi dengan proceedsnya. Kelebihan hasil pengurangan itu dibagi dengan proceeds tahun berikutnya lalu dikalikan dengan 12 bulan untuk mengetahui beberapa bulan pengembaliannya.
Kriteria dalam penerimaan atau menolak, melibatkan periode pembayaran kembali dari proyek kurang dari atau dana dengan periode pembayaran. Kriteria terima tolak sebagai berikut :
a. Terima jika pembayaran kembali ≤ periode pembayaran kembali maximum yang diterima.
b. Tolak jika pembayaran kembali > periode pembayaran maximum yang diterima.
2.5.2 Metode Net Present Value
Terdapat beberapa pengertian dalam metode Net Present Value yaitu sebagai berikut :
Menurut Bambang Rianto (2001;245) “ nilai bersih sekarang proyek memberikan ukuran nilai bersih proposal investasi dalam nilai uang pada saat sekarang, perlu digunakan discount rate yang dapat ditentukan berdasarkan cost of capital. Cost of capital dimaksudkan untuk menghitung besarnya ongkos riil yang harus dikeluarkan untuk menggunakan dana dari alternative sumber yang ada. Konsep cost of capital ini digunakan untuk menolak atau menerima suatu usul proyek investasi yang berfungsi sebagai hurdle rate yaitu tingkat pembatas.
Nilai bersih sekarang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Net Present Value = PV Proceed – PV Outlays
Kriteria terima tolak dalan metode Net Present Value adalah sebagai berikut :
• Jika Net Present Value proyek lebih besar dari PV proceed atau sama dengan 0 (nol), maka akan menerima penerimaan proyek tersebut (NPV≥0,0 : Terima ).
• Jika ada nilai negative muncul maka penerimaan proyek, maka akan menolak proyek (NPV < 0,0 : Tolak).
Jika nilai bersih sekarang dari proyek nol, maka proyek tersebut memberikan pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian yang diisaratkan dan harus diterima. Tingkat pengembalian yang diisyaratkan atau biaya modal adalah tingkat pengembalian yang dibutuhkan untuk menaskahkan pencarian dana unttuk mendanai proyek atau dengan kata lain tingkat pengembalian yang dibutuhkan, untuk mempertahankan harga pasar per saham perusahaan sekarang.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003;157) “Nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua pada PV tersebutlah yang kita kenal dengan Net Present Value (NPV).
2.5.3 Metode Profitability Index
Indeks keuntungan atau rasio keuntungan atau biaya adalah rasio nilai sekarang dari arus kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran awal. Walau kriteria ini bersih sekarang investasi memberikan ukuran kelayakan proyek dalam nilai uang yang absolute, maka indeks keuntungan memberikan ukuran relative dari keuntungan bersih masa depannya terhadap biaya awal.
Profitabilitas index dapa dihitung dengan menggunakan rumus :
Profitabilitas Index = PV Proceed
PV Outlays
Kriteria keputusan dengan menggunakan indeks keuntungan adalah menerima proyek jika profitabilitas indeks lebih besar atau sama dengan 1,00 dan menolak proyek jika profitabilitas indeks kurang dari 1,00.
Profitabilitas Index (PI) ≥ 1,0 : Terima
Profitabilitas Index (PI) < 1,0 : Tolak
Kelemahan dan keuntungan dalam profitabilitas index adalah sebagai berikut :
Keuntungan profitabilitas index :
- Menggunakan arus kas.
- Memakai nilai waktu uang.
- Konsisten dengan tujuan perusahaan memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Kelemahan profitabilitas index :
- Menumbuhkan peramalan jangka panjang yang detail mengenai pertambahan keuntungan dan biaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ilmiah ini adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang jasa service kendaraan bermotor yaitu bengkel “Mams Speed” yang beralamat di Jl. Durian Jagakarsa Jakarta Selatan.
3.2 Data / Variabel Yang Digunakan
a. Data Primer, yaitu melakukan studi lapangan dan wawancara langsung kepada pemilik usaha tersebut.
b. Data Sekunder, yang terdiri dari aspek pasar, aspek ekonomi dan sosial, aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi dan aspek keuangan dan tingkat suku bunga.
3.3 Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dalam penulisan ini, penulis mengumpulkan data dengan cara teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Studi Lapangan
Suatu metode penelitian yang dilakukan secara langsung pada penelitian guna mencari informasi dan data yang dibutuhkan dengan cara observasi dan mewawancarai pihak-pihak yang bersangkutan sehingga dapat diperoleh data primer.
2. Studi Pustaka
Suatu metode penelitian yang dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan objek penelitian yang merupakan data sekunder dan sebagai pertimbangan dalam analisa data yang dilakukan.
3.4 Alat Analisis Yang Digunakan
Analisis yang digunakan dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan alat analisis sebagai berikut :
1. Payback Period
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceeds” atau “aliran kas netto” atau bisa juga diartikan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal.
Payback Period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi dengan proceeds tahunan.
Jumlah Investasi
Payback Period =
Jumlah Proceeds Tahunan
Jadi criteria penilaian pada metode payback period ini adalah :
- Jika payback periodnya lebih kecil ( < ) dari waktu maksimum yang diisyaratkan maka proyek diterima.
- Jika payback periodnya lebih besar ( > ) dari waktu maksimum yang diisyaratkan maka proyek ditolak.
2. Net Present Value
Net Present Value yaitu selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih ( aliran kas operasional maupun aliran kas terminal ) dimasa yang akan datang.
Net Present Value = PV Proceeds – PV Outlays
Kriteria penilaian NPV adalah :
- Jika NPV positif, maka investasi diterima.
- Jika NPV negatif, maka investasi ditolak.
3. Profitability Indeks
Profitability Indeks adalah rasio nilai sekarang dari arus kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran awalnya. Kriteria nnilai bersih sekarang investasi memberikan ukuran kelayakan usaha dalam nilai uang yang absolut, maka indeks keuntungan memberikan ukuran relatif dari keuntungan bersih masa depannya terhadap biaya awal.
PV dari Proceeds
Profiatbility indeks =
PV dari Outlays
Kriteria untuk profitability indeks adalah :
- Jika PI lebih besar ( > ) dari 1, maka investasi diterima.
- Jika PI lebih kecil ( < ) dari 1, maka investasi ditolak.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data dan Profile Objek Penelitian
Bengkel motor ini terletak didaerah Jagakarsa Jakarta Selatan, pemilik bengkel ini bernama Imam yang kebanyakan orang kenal dengan sebutan Mas Bedjo. Dia berinisiatif mendirikan bengkel ini karena dia ingin menyalurkan minatnya didunia otomotif.
Dalam urusan pelayanan, bengkel ini tidak kalah baik dengan bengkel lainnya. Namun, belakangan ini usaha yang dijalankan mas Imam menghadapi masalah yaitu adanya penurunan pendapatan. Penurunan pendapatan ini sudah berlangsung selama beberapa bulan dan mulai membuat khawatir Imam sebagai pemilik. Untuk itulah Mas Imam merasa perlu untuk melakukan penilaian kembali terhadap investasi yang sudah dia lakukan.
4.2 Hasil Penelitian dan Analisis
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya hasil penilaian investasi merupakan salah satu peralatan dalam pengambilan keputusan.
Dengan dasar penilaian tersebut pemilik gagasan proyek dapat mengambil keputusan berdasarkan criteria berikut :
1. Menerima atau menolak sebuah gagasan proyek.
2. Mengambil satu atau beberapa proyek untuk dilaksanakan.
3. Menetapkan pelaksanaan sebuah atau beberapa proyek.
4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Bengkel Mams Speed ini memberikan tarif yang sesuai dengan bengkel umumnya, bengkel ini memang di khususkan bagi masyarakat umum baik dari kalangan bawah, menengah, maupun atas.
4.2.2 Aspek Manajemen
Dalam aspek ini menggunakan manajemen lini atau manajemen tingkat pertama, yaitu tingkatan yang paling rendah dalam suatu organisasi, dimana seorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
4.2.3 Aspek Ekonomi dan Sosial
Pada aspek ekonomi dan sosial dapat memberikan hasil yang positif dengan cara melihat tingkat manfaat secara umum untuk daerah sekitar bengkel tersebut. Sedangkan disisi lain dengan adanya usaha ini juga dapat membantu perekonomian pemilik serta dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga membantu pemerintah mengurangi pengangguran meskipun dalam jumlah hanya sangat kecil.
4.2.4 Aspek Hukum
Bengkel ini didirikan tidak menggunakan surat-surat yang resmi karena bengkel ini hanya merupakan usaha kecil. Tetapi bengkel ini hanya minta izin melalui Rt dan Rw setempat.
4.2.5 Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam analisa studi kelayakan, ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat guna untuk menganalisis perhitungan usaha yang dilakukan.
Dana yang diinvestasikan oleh pemilik bengkel Mams Speed tersebut adalah Rp. 3.650.000,-. Berikut adalah daftar investasi pada bengkel Mams Speed milik Mas Imam dapat dilihat pada tabel 4.1 :
Tabel 4.1
Data Investasi Awal
No. Investasi Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6. 1 Unit compressor @ Rp. 1.200.000
Gerinda duduk
Tuner
Etalase
Gerinda tangan
Bor tangan Rp. 1.200.000
Rp. 300.000
Rp. 800.000
Rp. 750.000
Rp. 350.000
Rp. 250.000
Jumlah Rp. 3.650.000
Menentukan depresiasi Investasi bengkel Mams Speed yang dihitung dengan menggunakan Metode Garis Lurus. Adapun daftar depresiasi aktiva tetap dapat dilihat pada tabel 4.2 :
Tabel 4.2
Depresiasi Investasi Bengkel Mams Speed
No Nama Barang Jumlah Barang Harga Satuan Harga Umur Ekonomis Nilai Residu Depresiasi
1. Compressor 1 Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000 5 tahun 0 Rp. 240.000
2. Gerinda duduk 1 Rp. 300.000 Rp. 300.000 3 tahun 0 Rp. 100.000
3. Tuner 1 Rp. 800.000 Rp. 800.000 2 tahun 0 Rp. 400.000
4. Etalase 1 Rp. 750.000 Rp. 750.000 5 tahun 0 Rp. 150.000
5. Gerinda Tangan 1 Rp. 350.000 Rp. 350.000 2 tahun 0 Rp. 175.000
6. Bor tangan 1 Rp. 250.000 Rp. 250.000 2 tahun 0 Rp. 125.000
Jumlah Rp.1.190.000
Perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan setiap bulannya adalah
- Biaya rata-rata pengeluaran lainnya = Rp. 1.500.000
- Biaya gaji 2 orang mekanik = Rp. 1.200.000
- Biaya sewa tempat dan listrik = Rp. 700.000 +
Jumlah biaya yang dikeluarkan tiap bulannya = Rp. 3.400.000
Jadi jumlah biaya yang dikeluarkan selama setahun adalah
Rp. 3.400.000 x 12 bulan = Rp. 40.800.00
- Pendapatan bengkel A4 Mams Speed :
Jumlah pendapatan rata-rata selama 1 bulan = Rp. 4.500.000
Jadi jumlah pendapatan selama 1 tahun adalah
Rp. 4.500.000 x 12 bulan = Rp. 54.000.000
- Taksiran Rugi Laba
Pendapatan bengkel = Rp. 54.000.000
Biaya Operasional = (Rp. 40.800.000)
Laba Kotor = Rp. 13.200.000
Depresiasi = Rp. 1.190.000
Proceed = Rp. 14.390.000
4.3 Analisis Net Present Value
Untuk dapat atau tidaknya apakah bengkel tersebut masih layak untuk membuka cabang baru maka kita dapat melakukan pengujian atau penganalisaan terhadap data tersebut dengan menggunakan tingkat bunga 10 % untuk melakukan perhitungan Net Present Value.
Df 10 % = 0.909
PV. Proceed = 0.909 x Rp. 14.390.000
= Rp. 13.080.510
NPV = PV Proceed – PV Outlays
= Rp. 13.080.510 – Rp. 3.650.000
= Rp. 9.430.510
Karena NPV bernilai positif, maka investasi pada usaha ini baik untuk dijalankan.
4.4 Analisis Payback Period
Payback period digunakan untuk menganalisa jangka waktu pengembalian modal investasi. Berikut ini adalah perhitungannya :
Payback period = Jumlah Investasi x 12 bulan
Proceed
= Rp. 3.650.000 x 12 bulan
Rp. 14.390.000
= 3,04
= 0,04 x 30 hari
= 1,2
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa dalam waktu 1 tahun 3 bulan 1 hari bengkel A4 Mams Speed ini dapat mengembalikan investasinya dalam jangka waktu kurang dari 2 tahun.
4.5 Analisis Profitability Index ( PI )
Layak atau tidaknya kelangsungan suatu usaha untuk terus dilaksanakan dapat pula diketahui dengan cara menganalisa tingkat profitabilitasnya.
Profitabilitas Index = PV Proceed
PV Outlays
= Rp. 13.080.510
Rp. 3.650.000
= 3,58
Karena nilai Profitabilitas Index > 1,00 maka investasi ini masih baik untuk dijalankan.
4.6 Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan menggunakan metode Net Present Value, Payback Period, Profitabilitas Indeks maka dapat kita lihat pada tabel 4.3 :
Tabel 4.3
Rangkuman Hasil Penelitian
Analisis Hasil Keterangan
Net Present Value Rp. 9.430.510 Karena NPV bernilai positif, maka investasi ini baik untuk dijalankan.
Payback Period 1 tahun 3 bulan 1 hari Masa pengembalian investasi ini memenuhi syarat untuk terus dijalankan karena lebih cepat dari perkiraan pemilik yaitu 2 tahun.
Profitabilitas Index 3,58 Karena nilai profitabilitas index lebih dari 1, maka investasi ini baik untuk dijalankan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Usaha yang dijalankan oleh Bengkel Mams Speed layak di teruskan berdasarkan hasil dari analisis dengan menggunakan metode Payback Period didapat hasil 1 tahun 3 bulan 1 hari merupakan jangka waktu pengembalian investasi, karena Payback Periodnya lebih kecil dari waktu yang ditentukan maka investasi diterima. Dengan menggunakan metode Net Present Value diperoleh hasil sebesar Rp. 9.430.510,00 karena nilai yang diperoleh positif maka investasi diterima. Sedangkan dengan menggunakan metode Profitability Indeks diperoleh hasil sebesar 3,58. Karena hasilnya lebih besar dari 1 maka investasi tersebut diterima.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian maka pemilik bengkel harus mempertahankan usahanya, karena usahanya sangat menguntungkan untuk menambah pendapatannya. Dan pemilik bengkel harus mempertahankan apa yang sudah dimilikinya sekarang agar usaha yang dijalankannya dapat bertahan lama.
DAFTAR PUSTAKA
Husein Umar, 2001, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kasmir dan Jakfar, 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Pertama, Kencana, Bogor.
Yacob Ibrahim, 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Kencana, 2010.
kode etik akuntan publik
Kode Etik Profesi Akuntan Publik
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan Publik atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP).
RERANGKA KODE ETIK IAI
• Prinsip Etika (IAI)
• Aturan Etika (IAPI)
• Interpretasi Aturan Etika (Pengurus IAPI)
PRINSIP ETIKA
• Tanggung jawab profesi
• Kepentingan Umum (Publik)
• Integritas
• Obyektivitas
• Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
• Kerahasiaan
• Perilaku Profesional
• Standar Teknis
ATURAN ETIKA
• Independensi, Integritas, Obyektivitas
• Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
• Tanggung jawab kepada Klien
• Tanggung jawab kepada Rekan Seprofesi
• Tanggung jawab dan Praktik Lain
KETERTERAPAN (APPLICABILITY)
• Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia – kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP).
• Dan staf profesional ( baik yang anggota IAI- KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik.
• Rekan pimpinan KAP bertanggungjawab atas ditaatinya aturan etika oleh anggota KAP.
Sumber :
www.wikipedia.org
www.scribd.com
Senin, 27 September 2010
CV
CURRICULUM VITAE
BIODATA
Nama Lengkap : Saryadi
Tempat dan tanggal lahir: Jakarta, 01 September 1989
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kp. Serab Rt.05/04 Gg. Kembang 2 No 53
Kelurahan: Tirtajaya
Kecamatan: Sukmajaya
Depok 16412
No Telp/Hp : (021) 77832366 / 08561846867
PENDIDIKAN FORMAL
1. Lulus Madrasah Ibtidayah (MI) Ruhul Ulum Jakarta Tahun 2001
2. Lulus Madrasah Tsanawiyah (MTSN) 4 Jakarta Tahun 2004
3. Lulus Sekolah Menengah Umum (SMUN) 38 Jakarat Tahun 2007
4. Sedang berkuliah di Universitas Gunadarma Depok Jenjang S1 Jurusan Ekonomi Akuntansi
Demikian data ini saya buat dengan sebenarnya dan lengkap
Jumat, 16 April 2010
Tugas tentang Riwayat Hidup Filsuf
Rusli Marzuki
Imajinasiku adalah biara dan aku adalah biarawannya.
Ungkapan dari John Keats yang dikutip sang tokoh ini dalam sebuah esainya amat tepat menjelaskan proses kreatifnya sebagai seorang penyair. Memang begitulah seorang Rusli Marzuki Saria. Ia seakan ditakdirkan untuk jadi seorang penyair yang menempatkan imajinasi sebagai ranah yang amat luas untuk melahirkan karya-karya puisinya.
Rusli Marzuki Saria yang akrab disapa Papa ini dikenal sebagai seorang sastrawan-budayawan yang karya-karyanya tak bisa dilepaskan dari khazanah kesusastraan Indonesia dalam 50 tahun terakhir. Puisi-puisinya dimuat dalam berbagai media yang ada di Indonesia sejak tahun 1950-an. Ia pun sering tampil dalam berbagai pentas pembacaan puisi di berbabagai kota di tanah air.
Pada 22 Juni 1981, atas undangan Dewan Kesenian Jakarta, Papa membacakan 65 pusinya di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Iven pembacaan dan diskusi puisi ini menjadi momentum penting dalam riwayat kepenyairan Papa sebagai seorang sastrawan nasional yang tinggal di daerah. Dalam ajang inilah para sastrawan dan kritikus sastra nasional mengakui keberadaan Rusli sebagai seorang penyair.
Rusli lahir pada tanggal 26 Januari 1936 di Nagari Kamang Mudik, kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam. Ayahnya bernama Marzuki—seorang kepala nagari yang juga punya usaha bendi dan pembuatan sadah. Ibunya bernama Sarianun. Marzuki mempunyai 23 orang istri, Sarianun—ibunya Rusli adalah istrinya yang ketujuh. Sebagai seorang anak, pada tahun 1942 Rusli memulai jenjang pendidikan formal dengan memasuki Sekolah Rakyat (Volkschool).
Pada tahun 1946, ibunya meninggal dunia. Oleh ayahnya, Rusli kemudian dibawa tinggal dii Labuah Silang Payakumbuh. Di kota ini Marzuki meneruskan usaha bendi dan pembuatan sadah. Di kota ini pula Rusli meneruskan sekolahnya yakni ke SD Muhammadiyah di Simpang Bunian. Setamat sekolah dasar Rusli melanjutkan studinya ke SMP Sore Payakumbuh Bahagian Bahasa.
Pada tahun 1953, Marzuki—ayahandanya Rusli meninggal dunia. Kenyataan ini membatalkan cita-cita Rusli untuk kuliah di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Berbekal ijazah SMP, Rusli bekerja di Kepolisian yakni di Kantor Koordinator 106 Mobrig (sekarang Brimob) di Bukittinggi. Ia bertugas mengurusi surat masuk dan keluar. Di samping bekerja pada kantor kepolisian di pagi hari, pada sore harinya, Rusli melanjutkan pendidikannya pada SMA Sore Sendiakala Bukittinggi dan ia berhasil meraih ijazah SMA-nya dengan jurusan Bahasa tiga tahun kemudian.
Semenjak sekolah rakyat, minat Rusli pada sastra sudah mulai terlihat. Sejak itu ia sudah membaca buku-buku sastra yang ada di perpustakaan sekolahnya. Cerita-cerita rakyat seperti Kepala Sitalang, Laras Simawang dan Bukit Tambun Tulang sudah mulai dinikmatinya. Ia juga sudah melahap karya-karya sastra seperti Siti Nurbaya karya Marah Rusli, Layar Terkembang-nya Sutan Takdir Alisjahbana dan Di Bawah Lindungan Ka’bah-nya Buya Hamka. Pada masa SMA makin beragamlah karya-karya yang dibaca Rusli. Mulai dari Chairil Anwar, Sjahrir, Asrul Sani, hingga karya-karya penulis asing seperti Rabinranath Tagore, John Steinbeick, Hemingway dan lainnya. Kelak, bacaan-bacaannya ini amat memengaruhi puisi-puisi Rusli.
Tak hanya menyukai bacaan sastra, Rusli juga banyak membaca karya-karya pemikiran dari berbagai aliran baik itu Islam, liberal atau bahkan Marxis. Bacaan-bacaannya itu menjadikan Rusli sebagai seorang mampu berpikir independen. Ia tak terjebak pada dogma pemikiran apa pun. Ia mengagumi beberapa hal dari liberalisme dan marxisme, akan tetapi ia tetap menjadikan Islam sebagai pijakan hidupnya. Namun ia tidak memahami Islam dalam pengertian sempit dan fanatis, tetapi ia menempatkan Islam sebagai ajaran yang mendorong orang pada optimisme, kreativitas, intelektualitas dan keindahan.
Dengan bacaan yang demikian beragam dan luas makin menarik minat Rusli untuk menulis puisi. Pada tahun 1955, untuk pertama kalinya puisi Rusli berjudul Nenekku Pergi Suluk dimuat di surat kabar Nyata yang terbit di Bukittinggi. Pada tahun yang sama, Rusli bersama AA Navis, Lo Fai Hap dan Nasrul Siddik dipercaya mengisi Ruangan Sastra di RRI Bukittinggi.
Pada tahun 1956 Rusli lolos tes untuk jadi anggota Mobrig. Dengan pangkat Sersan ia diangkat menjadi Agen Polisi Kepala di Kantor Koordinator 106 Mobrig Bukittinggi. Namun, diproklamirkannya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada Januari 1958, membuat karir Rusli di Kepolisian berakhir karena ia memilih bergabung dengan PRRI untuk berjuang dalam menghadapi tekanan Pemerintah Pusat.
Keterlibatannya dalam PRRI memaksa Rusli berjuang keluar masuk hutan. Peristiwa pergolakan ini menjadi periode sejarah penting dalam kehidupan Rusli. Di tengah perang berkecamuk; berbagai derita, kepiluan yang dialami rakyat Sumatra Barat, dirasakan Rusli dengan membatin. Sebagai seorang penyair, ia menuangkan suasana batinnya itu dalam sejumlah puisi yang kemudian dibukukan dengan judul Ada Ratap Ada Nyanyi.
Usai PRRI, meski ada peluang, Rusli tak lagi ingin jadi polisi. Sejak Juli 1961, Rusli menetap di Padang. Ia mangkal di Pasar Mudik dan Pasar Hilir sebagai pedagang jatah atau pedagang perantara.. Banyak jenis dagangan yang dijualnya, di antaranya adalah batik.
Pada 4 Mei 1963, di kampung halamannya, Rusli menikah dengan Hanizar Musa—gadis yang dikenalnya pada masa PRRI. Dari pernikahannya ini, Rusli dikaruniai empat orang anak: Fitri Erlin Denai, Vitalitas Vitrat Sejati, Satyagraha dan Diogenes. Pada tahun ini juga Rusli bekerja sebagai Kepala Tata Usaha di Koperasi Batik Tulis. Di samping bekerja di koperasi ini, bersama beberapa sastrawan seperti Leon Agusta, Dalius Umari, Mursal Esten, Chairul Harun dan Upitha Agustine, Rusli mengisi acara Ruang Sastra Daerah Persinggahan di RRI Padang.
Pada tahun 1969, Rusli mengawali karirnya sebagai wartawan. Rusli bergabung dengan harian Haluan yang mana ia sendiri ikut sebagai pendirinya. Pada awalnya Rusli bekerja sebagai sekretaris redaksi. Namun kemudian ia juga menjadi redaktur berita yang sering juga turun meliput berbagai peristiwa. Kemudian Rusli mengasuh halaman sastra sebagai redaktur kebudayaan. Salah satu rubrik sastra yang ia buat adalah rubrik Monolog dalam Renungan. Karena faktor usia, Rusli pensiun dari Haluan pada tahun 1999. Tetapi sampai kini ia tetap punya rubrik di harian ini yakni rubrik Parewa Sato Sakaki.
Jurnalis yang Menyair
Tetap meneruskan karir sebagai wartawan, pada tahun 1987 Rusli terpilih menjadi anggota DPRD Padang untuk periode 1987-1992 dan ia duduk di Komisi Pembangunan. Dalam menjalankan aktivitasnya sebagai anggota DPRD, Rusli tetap kelihatan sebagai seorang penyair. Dalam beberapa sidang ia kerap membaca puisi. Di antara pusi yang dibacakannya adalah Rakyat karya Hartono Andangjaya. Di tengah kesibukannya sebagai wakil rakyat, Rusli tetap menulis puisi. Di antaranya, Sang Waktu Berbisik Aku Mengangguk, Wang 100 Ribu Rupiah Per Desa dan Mentawai Bisa Tenggelam.
Aktivitas Rusli sebagai sastrawan tak hanya sekadar menulis puisi dan menjadi wartawan. Pada tahun 1994 ia ikut bergabung di Dewan Kesenian Sumatra Barat (DKSB). Pada tahun tahun 1995 ia ditunjuk sebagai bendahara pada organisasi ini, posisi yang tetap dipercayakan padanya sampai tahun 2003. Sebagai wartawan, banyak tempat yang telah ia kunjungi, baik dalam negeri hingga ke manca negara. Pada tahun 1977 ia diminta meliput latihan perang antara Angkatan Laut Indonesia dan Austarlia di Great Barrier Reef (Coral Sea), Australia bagian timur. Pada Oktober 1984, ia juga diundang Kedubes Jerman untuk meliput Farnkfurt Books Fair. Di negara ini ia melihat hal yang sangat mengagumkan yakni dukungan penuh Pemerintahan Jerman untuk dunia pendidikan.
Sebagai sastrawan, banyak peristiwa kesusastraan yang telah diikuti Rusli. Ia sering diundang ke berbagai pertemuan sastrawan baik di tingkat nasional maupun Asia Tenggara. Kehebatannya pun sebagai sastrawan membuatnya meraih penghargaan dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Melalui karyanya Sembilu Darah lembaga ini memberinya Penghargaan Penulisan Karya Sastra Tahun 1997.
Sebagai seorang penyair, Rusli mempunyai tempat tersendiri dalam khazanah sastra di Indonesia. Puisi-pusinya amat kuat berpijak pada tradisi lokal yang berangkat dari tradisi Minangkabau. Seperti ditulis oleh Dasril Ahmad dalam skripsinya yang ditulis pada tahun 1986, puisi-puisi Rusli banyak dipengaruhi cerita-cerita kaba baik dari segi struktur, persamaan latar dan penokohan maupun unsur musikalitas atau iramanya. Makanya, nuansa lokal keminangan amat terasa dalam banyak puisi Rusli. Amat jarang penyair yang memilih lokalitas sebagai pijakan inspirasi puisi, namun Rusli berani melakukannya.
Puisi-puisi Rusli adalah puisi dengan lirik-lirik sederhana yang melukiskan kenyataan hidup yang dialami sehari hari. Di sisi lain puisi-puisi Rusli juga ada yang bernuansa hiporbolik dan dipenuhi kata-kata simbolik. Tema-temanya berangkat dari kenyataan sosial, politik, ekonomi, budaya yang dialami masyarakat di sekitarnya. Ia juga menulis puisi tentang pemberontakan, gugatan terhadap adat dan tradisi maupun krtitik sosial dan politik. Puisinya berjudul Putri Bunga Karang adalah gugatan terhadap tradisi. Puisi ini juga memperlihatkan pengaruh kaba yang amat kuat. Pusi-puisinya seperti Sajak-sajak Parewa, Sajak-sajak Bulan Pebruari, Beri Aku Tambo Jangan Sejarah, dan Berjalan ke Sungai Ngiang amat jelas memperlihatkan nuansa lokal dan pengaruh kaba. Keprihatinan dan kecemasannya terhadap Kota Padang juga ia ungkapkan lewat puisinya Padang Kotaku.
Sekarang, di usianya yang sudah 71 tahun, Papa Rusli masih kelihatan segar dan kuat. Badannya masih langsing dan sehat karena rajin berolah raga. Ia masih kelihatan keren dengan celana jeans dan kaus oblong, pakaian kesukaannya. Sehari-harinya masih aktif dalam berbagai kegiatan terutama menulis dan membaca. Berbagai karya terkini baik sastra, filsafat dan pemikiran keislaman tetap dilahapnya. Malam hari ia beraktivitas di masjid dekat rumahnya. Habis salat subuh ia pergi maraton hingga jam tujuh pagi.
Namun sebagai seorang penyair, mantan polisi, mantan pejuang, mantan politisi, wartawan dan budayawan, banyak pergulatan hidup baik duka maupun suka yang telah dilaluinya. Membaca sosok Rusli adalah membaca riwayat panjang perjalanan hidup seorang anak manusia dengan berbagai warna-warni yang pernah dilaluinya. Sebagaimana ditulisnya dalam Monolog dalam Renungan, membaca puisi adalah membaca sejarah. Begitu pula membaca puisi-puisi Rusli, berarti membaca sejarah hidupnya.
Sebagai seorang penyair, wartawan, pejuang dan politisi, Rusli adalah seorang idealis yang berani menyatakan kebenaran yang dirasakannya. Makanya untuk menggambarkan idealisme Rusli, amatlah tepat yang dikatakan Umar bin Khatab, “Ajarilah anakmu sastra, agar ia menjadi pemberani.” Narasi oleh Abel Tasman/DKSB
Komentar :
Rusli Marzuki ialah seorang sastrawan-budayawan yang karya-karyanya tak bisa dilepaskan dari khazanah kesusastraan Indonesia dalam 50 tahun terakhir. Puisi-puisinya dimuat dalam berbagai media yang ada di Indonesia sejak tahun 1950-an. Beliau merupakan salah satu orang yang tabah karena beliau telah ditinggal oleh kedua orang tuanya. Walau telah ditinggal oleh kedua orang tuanya beliau tetap meneruskan apa yang dicita-citakannya.
Tugas Riset Akuntansi tentang IFRS
3 ways in which IFRS is a change for the better
Nama Kelompok :
- Adif Sudariyanto (20207033)
- Edward (20207376)
- Saryadi (21207000)
3 ways in which IFRS is a change for the better
The basic concepts underlying preparation of financial statements will undergo significant change upon implementation of International Financial Reporting Standards (IFRS) in India. There are three key aspects that run through each principle laid down in IFRS: substance over form, use of fair value, and recognizing time value or time cost of money. These three items need to be understood carefully.
Indian GAAP (generally accepted accounting principles), like any other GAAP, also recognizes the importance of substance over form. Accounting Standard 1 (AS-1) on “Disclosure of Accounting Policies” states that substance rather than form should be the guiding principle in selection and application of accounting policies. However, the true application of this principle will happen only under IFRS. That’s because IFRS is more contemporary and has prescribed the treatment for evolving issues. Also, unlike Indian GAAP, it does not recognize the concept of a legal override. Thus, IFRS will always go by the core substance of the transaction.
That will mean several changes. For instance, under Indian GAAP, redeemable preference capital (shares that do not come with voting rights but which have a higher priority over ordinary shares in terms of dividend payments, and which can be redeemed at the discretion of the issuer or shareholder) has to be treated as equity. IFRS, however, will require it to be treated as debt. Based on substance of terms, instruments such as convertible debentures are likely to be shown partly under debt and partly under equity, since the embedded warrant option in such instruments will be separately identified and presented at its fair value. Contracts for supply of goods and services may get concluded (wholly or partly) as leases (and it could be financial lease as well)!
IFRS will bring with it the concept of functional currency. Indian entities may need to maintain their books in US dollars and report in the same currency to the National Stock Exchange and the Bombay Stock Exchange if the dollar is determined to be the currency for the primary economic environment in which it is operating, subject to regulatory approvals. In rare circumstances, IFRS even allows users to adopt a policy contrary to IFRS principles if the management believes the treatment prescribed under IFRS would be misleading and the policy proposed to be adopted better represents the substance of the underlying transactions.
These concepts are unheard of in most other GAAP frameworks.
The use of fair value in measuring assets and liabilities will increase considerably upon adoption of IFRS, which mandates the use of fair value in measurement of financial instruments, employee compensation, share-based payments, and assets and liabilities acquired in a business combination, to name a few. It will allow use of fair value, as opposed to cost, in relation to property, plant and equipment, intangible assets and investment properties.
The application of these fair value principles would require a company’s management to use considerable judgment in making estimates about the future, and the role of valuation experts in the preparation of financial statements would increase significantly.
Thus, IFRS will be far more complex and challenging in its application compared with the existing regime of accounting standards. In the case of derivatives, held-for-trading investments and investment properties, IFRS allows gains or losses on fair valuation to be recognized in profit or loss accounts for the period. Undoubtedly, this is quite a bold move to allow even unrealized gains to be captured in profit or loss accounts. In such a situation, there will be extra onus on the management to exercise better financial discipline; otherwise, the company may end up declaring dividends out of unrealized profits.
IFRS recognizes that value of money changes with time. It will either be a cost or income, but there is a difference in Rs100 of today and Rs100 two years back or three years later. Hence, IFRS requires receivables and payables, that is, financial assets and liabilities or monetary items to be reflected at current value. Thus, the value of Rs100 payable in three months will be different from Rs100 payable after 36 months.
Consequent to these aspects, IFRS will focus on reflecting the working results and state of affairs of a business more on a current state basis rather than on a holistic long-term or historical cost basis. It will not place undue premium on prudence but push for recording of market gains and reflection of market-related realities over the reporting period. IFRS will allow flexibility in choosing the right accounting policy, but will also lead to enhanced disclosure requirements. Therefore, estimation efforts, subjectivity and judgment will increase manifold in preparing IFRS financial statements. And timelines and costs will also go up accordingly.
That said, the benefits of IFRS are expected to far outweigh the costs and hassles. It will integrate domestic businesses with the global investor and financial community so that there is no language gap and barrier. It will enhance the global competitiveness of Indian businesses as well as finance professionals. And IFRS-literate people will fuel the next wave of the knowledge processing outsourcing boom.
kesimpulan kelompok :
Ada tiga aspek kunci yang berjalan melalui setiap prinsip yang ditetapkan dalam IFRS: substansi atas bentuk, penggunaan nilai wajar, dan nilai waktu atau waktu mengakui biaya uang dimana ketiga aspek ini harus dipahami dengan sangat hati-hati
Sebagai contoh, di bawah India GAAP, modal preferensi diuangkan (saham yang tidak datang dengan hak suara tetapi yang memiliki prioritas lebih tinggi di atas saham biasa dalam hal pembayaran dividen, dan yang dapat ditebus pada kebijaksanaan emiten atau pemegang saham) harus diperlakukan sebagai ekuitas.
IFRS mengakui bahwa perubahan nilai uang dengan waktu. Ini baik akan menjadi biaya atau pendapatan, tetapi ada perbedaan dalam Rs100 Rs100 hari ini dan dua tahun ke belakang atau tiga tahun kemudian. Oleh karena itu, IFRS membutuhkan piutang dan hutang, yaitu, aset keuangan dan kewajiban atau item moneter yang akan tercermin pada nilai saat ini. Dengan demikian, nilai Rs100 hutang dalam tiga bulan akan berbeda dari Rs100 hutang setelah 36 bulan.
manfaat IFRS diharapkan jauh lebih besar daripada biaya dan hassles. Ini akan mengintegrasikan bisnis dengan investor domestik dan komunitas keuangan global sehingga tidak ada kesenjangan bahasa dan penghalang. Hal ini akan meningkatkan daya saing global perusahaan India serta profesional keuangan. Dan orang-orang akan mengerti IFRS akan bahan bakar gelombang berikutnya outsourcing proses pengetahuan boom.
Jumat, 19 Maret 2010
tugas riset akuntansi tentang IFRS
Navigate the 2010 IFRS Certificate Program
International Financial Reporting Standards
Three Reasons Why You MUST Know IFRS :
1) IFRS is Approaching
Companies will need to invest in staff training and implementation to support the transition. By becoming your organization’s IFRS expert, you will be well positioned as a leader in ensuring a smooth transition.
2) IFRS is Costly
Education plays a vital role in controlling costs. Demand will grow for professionals with IFRS certification who can apply their knowledge more efficiently and effectively than those who are not certified.
3) IFRS is the Future
Your ability to advance in your career depends on how well you identify and seize opportunities. Learning this new global reporting language will make you more valuable to your employer and more marketable to clients.
SEC Leadership In International Effort
The U.S. Securities and Exchange Commission has for many years been a strong leader in international efforts
to develop a core set of accounting standards that could serve as a framework for financial reporting in cross-border
offerings. It has repeatedly made the case that issuers wishing to raise capital in more than one country are faced with
the increased compliance costs and inefficiencies of preparing multiple sets of financial statements to comply with
different jurisdictional accounting requirements. In 2000, the International Organization of Securities Commissions
(IOSCO), in which the SEC plays a leading role, recommended that its members allow multinational issuers to use 30
“core” standards issued by the IASB’s predecessor body in cross-border offerings and listings.
A few years later, the SEC announced its support of a memorandum of understanding — the Norwalk
Agreement —
between the Financial Accounting Standards Board (FASB) and the International Accounting
Standards Board. This agreement, concluded in Norwalk, Connecticut, established a joint commitment to develop
compatible accounting standards that could be used for both domestic and cross-border financial reporting. In a
subsequent memorandum of understanding, the FASB and the IASB agreed that a common set of high quality, global
standards remained their long-term strategic priority and established a plan to align the financial reporting of U.S.
issuers under U.S. GAAP with that of companies using IFRS.
Between 2005 and 2006, the number of foreign private issuers filing with the SEC using IFRS jumped from a
handful to 110, and the SEC expects the number to continue to increase. In February 2006, SEC Chairman Christopher
Cox reaffirmed the SEC’s commitment to achieving one set of high quality, globally accepted accounting standards and
opened the possibility that U.S. financial statements could be prepared using IFRS or U.S. GAAP.
3 ways in which IFRS is a change for the better
The basic concepts underlying preparation of financial statements will undergo significant change upon implementation of International Financial Reporting Standards (IFRS) in India. There are three key aspects that run through each principle laid down in IFRS: substance over form, use of fair value, and recognizing time value or time cost of money. These three items need to be understood carefully.
Indian GAAP (generally accepted accounting principles), like any other GAAP, also recognizes the importance of substance over form. Accounting Standard 1 (AS-1) on “Disclosure of Accounting Policies” states that substance rather than form should be the guiding principle in selection and application of accounting policies. However, the true application of this principle will happen only under IFRS. That’s because IFRS is more contemporary and has prescribed the treatment for evolving issues. Also, unlike Indian GAAP, it does not recognize the concept of a legal override. Thus, IFRS will always go by the core substance of the transaction.
That will mean several changes. For instance, under Indian GAAP, redeemable preference capital (shares that do not come with voting rights but which have a higher priority over ordinary shares in terms of dividend payments, and which can be redeemed at the discretion of the issuer or shareholder) has to be treated as equity. IFRS, however, will require it to be treated as debt. Based on substance of terms, instruments such as convertible debentures are likely to be shown partly under debt and partly under equity, since the embedded warrant option in such instruments will be separately identified and presented at its fair value. Contracts for supply of goods and services may get concluded (wholly or partly) as leases (and it could be financial lease as well)!
IFRS will bring with it the concept of functional currency. Indian entities may need to maintain their books in US dollars and report in the same currency to the National Stock Exchange and the Bombay Stock Exchange if the dollar is determined to be the currency for the primary economic environment in which it is operating, subject to regulatory approvals. In rare circumstances, IFRS even allows users to adopt a policy contrary to IFRS principles if the management believes the treatment prescribed under IFRS would be misleading and the policy proposed to be adopted better represents the substance of the underlying transactions.
These concepts are unheard of in most other GAAP frameworks.
The use of fair value in measuring assets and liabilities will increase considerably upon adoption of IFRS, which mandates the use of fair value in measurement of financial instruments, employee compensation, share-based payments, and assets and liabilities acquired in a business combination, to name a few. It will allow use of fair value, as opposed to cost, in relation to property, plant and equipment, intangible assets and investment properties.
The application of these fair value principles would require a company’s management to use considerable judgment in making estimates about the future, and the role of valuation experts in the preparation of financial statements would increase significantly.
Thus, IFRS will be far more complex and challenging in its application compared with the existing regime of accounting standards. In the case of derivatives, held-for-trading investments and investment properties, IFRS allows gains or losses on fair valuation to be recognized in profit or loss accounts for the period. Undoubtedly, this is quite a bold move to allow even unrealized gains to be captured in profit or loss accounts. In such a situation, there will be extra onus on the management to exercise better financial discipline; otherwise, the company may end up declaring dividends out of unrealized profits.
IFRS recognizes that value of money changes with time. It will either be a cost or income, but there is a difference in Rs100 of today and Rs100 two years back or three years later. Hence, IFRS requires receivables and payables, that is, financial assets and liabilities or monetary items to be reflected at current value. Thus, the value of Rs100 payable in three months will be different from Rs100 payable after 36 months.
Consequent to these aspects, IFRS will focus on reflecting the working results and state of affairs of a business more on a current state basis rather than on a holistic long-term or historical cost basis. It will not place undue premium on prudence but push for recording of market gains and reflection of market-related realities over the reporting period. IFRS will allow flexibility in choosing the right accounting policy, but will also lead to enhanced disclosure requirements. Therefore, estimation efforts, subjectivity and judgment will increase manifold in preparing IFRS financial statements. And timelines and costs will also go up accordingly.
That said, the benefits of IFRS are expected to far outweigh the costs and hassles. It will integrate domestic businesses with the global investor and financial community so that there is no language gap and barrier. It will enhance the global competitiveness of Indian businesses as well as finance professionals. And IFRS-literate people will fuel the next wave of the knowledge processing outsourcing boom.
The impact of IFRS on corporate governance
IFRS requires valuations and future forecasts, which will involve use of estimates, assumptions and management’s judgements
Come 2011, and audit committees and board members of Indian companies will have to deal with convergence of Indian GAAP (generally accepted accounting principles) with International Financial Reporting Standards (IFRS), which will have a key impact on their functioning, roles and responsibilities. The audit committees and board members will have to handle this challenge in an effective manner.
One of the basic features of IFRS is that it is a principle-based standard, unlike US GAAP, which is rule based. IFRS involves extensive use of judgement in selection of appropriate accounting policies and alternative treatments, including at the time of adoption. Also, IFRS requires valuations and future forecasts, which will involve use of estimates, assumptions and management’s judgements. It has been observed that the combination of all these factors can have a significant impact on the reported earnings and financial position of an enterprise. So far, audit committees and board of directors largely had an oversight role on accounting matters. With IFRS, this role is set to get enhanced considerably.
Therefore, in the next two years, audit committees and boards in India will have to specifically focus on how well companies are geared for the transition to IFRS. The members responsible for governance will have to spend considerable time in ensuring appropriate convergence of Indian GAAP with IFRS. They must be aware of the options available under IFRS, the choices made and the reasons for making these choices. Further, they must understand the impact of convergence on significant accounting matters and their likely effect on financial statements.
IFRS will not merely be a technical accounting conversion. Convergence will impact most business aspects, including structuring of contracts with customers and vendors, performance appraisal parameters and reward plans, and managing external investor relations and communication. Therefore, it will be imperative for governing members to have a detailed knowledge of the impact of IFRS on a company’s business. How will it impact business processes, including the IT system? Is the core team leading the IFRS conversion process adequately trained or not? How will the company communicate the impact of IFRS to its investors and lenders? Will this result in any tax or regulatory issues?
It will be most critical for boards to monitor the quality and robustness of the conversion process and the road map to IFRS. Essentially, IFRS will be a significant change that will need to be managed properly.
Under IFRS, prior years’ errors and omissions will have to be effected through restatement of previously declared results, which will be a critical change from prevailing practices in India. With IFRS, the complexities involved in preparing financial statements will increase manifold, thereby increasing the risk of errors and omissions. There is a strong likelihood that Indian companies will start restating accounts soon, much like their peers in the US do. As many as 1,538 restatements were filed in 2006 by US companies.
Usually, investors and regulators look at any restatement negatively, so audit committees and board members will need to manage and address this risk effectively. Moreover, restatements may be viewed with suspicion by tax authorities in India, who may not be able to understand the changes emanating from convergence with the IFRS reporting framework.
A survey of audit committees and board members of at least 176 US corporations carried out by Ernst & Young in 2006 disclosed some interesting facts. Only 25% of the respondents indicated that they have a formal plan for dealing with financial errors and irregularities, and merely 40% had a formal continuing education process, with the time spent annually being around 10 hours for most members. The state of preparedness in India is unlikely to be any better, but with IFRS kicking in, all of this needs attention and needs to change. Board members will have to be prepared to commit significant time and resources to deal with business and accounting issues arising out of convergence with IFRS.
The biggest challenge for members charged with governance will be to manage stakeholder expectations in terms of meeting targets and key performance indicators, declaring dividends and explaining variations and volatility in earnings on a quarterly basis. This is a challenging task even now, but with the arrival of IFRS, the challenge is set to assume a different dimension. Audit committees and board members should start preparing for this challenge now.
Jumat, 12 Maret 2010
ekonomi
2009-2010 Kondisi Kritis Ekonomi Indonesia
JAKARTA - Kondisi ekonomi dalam negeri pada tahun 2009 hingga 2010 merupakan kondisi yang cukup kritis. Pasalnya, perlambatan ekonomi global saat ini baru akan terasa dalam dua atau tiga kuartal mendatang.
Plt Menko Perekonomian, Sri Mulyani, mengatakan dampak itu akan terlihat di neraca pembayaran 2009. Maka itu pemerintah akan menyusun RAPBN 2009 secara lebih hati-hati.
"Kita melihat tahun 2009 dan 2010 adalah tahun yang cukup kritis yang harus kita manage dari sisi kebijakan ekonominya dan respons kebijakan yang harus kita lakukan. Manajemen APBN dengan DPR akan lebih hati-hati lagi supaya tahun 2009 mendapatkan format yang terbaik," ujar Sri Mulyani, usai rakor di Gedung Depkeu, Jakarta (5/10/2008).
Selain mencermati rancangan APBN 2009, pemerintah juga akan menjaga stabilitas ekonomi bersama BI melalui tingkat inflasi, nilai tukar suku bunga. Hal ini untuk menciptakan kepastian atau kepercayaan dari pelaku usaha.
Langkah lainnya yakni pemerintah akan memperbaiki dan mempercepat reformasi di sektor riil sehingga bisa berjalan lebih efektif. Pemerintah juga akan menjaga program kemiskinan, ketahanan pangan dan pengurangan pengangguran.
Selain itu pemerintah memastikan kondisi ekonomi makro pada 2008 akan tetap terjaga meski saat ini hampir seluruh negara mengalami perlambatan ekonomi. Namun, pemerintah tetap akan waspada dalam menyikapi perkembangan ekonomi global.
"Jadi kesimpulannya untuk ekonomi 2008 secara makro mungkin beberapa target masih akan bisa kita jaga dan tercapai namun tidak akan mengurangi waspada dan kehati-hatian sampai akhir 2008," ujarnya.(ahm)
sumber : http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/05/19/150991/2009-2010-kondisi-kritis-ekonomi-indonesia
tugas riset akuntansi tentang ekonomi
Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2008
Gejolak krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian dunia. Krisis global yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007, semakin dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang pada tahun 2008. Sejumlah kebijakan yang sangat agresif di tingkat global telah dilakukan untuk memulihkan perekonomian. Di Amerika Serikat, sebagai episentrum krisis, kebijakan pemerintah baru yang menempuh langkah serius untuk mengatasi krisis, menjadi faktor positif yang dapat mengurangi pesimisme akan resesi yang berkepanjangan dan risiko terjadinya depresi. Sementara itu,kemauan negara-negara industri maju lainnya untuk berkoordinasi dalam kebijakan pemulihan ekonomi juga diharapkan dapat meningkatkan keyakinan pelaku pasar. Namun, proses berbagai lembaga keuangan memperbaiki struktur neracanya (deleveraging) yang diperkirakan masih terus berlangsung, serta dampak umpan balik dari sektor riil ke sektor keuangan, menyebabkan risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan global masih tinggi.
Di Indonesia, imbas krisis mulai terasa terutama menjelang akhir 2008. Setelah mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6% sampai dengan triwulan III-2008, perekonomian Indonesia mulai mendapat tekanan berat pada triwulan IV-2008. Hal itu tercermin pada perlambatan ekonomi secara signifikan terutama karena anjloknya kinerja ekspor. Di sisi eksternal, neraca pembayaran Indonesia mengalami peningkatan defisit dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan signifikan. Di pasar keuangan, selisih risiko (risk spread) dari surat-surat berharga Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang mendorong arus modal keluar dari investasi asing di bursa saham, Surat Utang Negara (SUN), dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Secara relatif, posisi Indonesia sendiri secara umum bukanlah yang terburuk di antara negara-negara lain. Perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh sebesar 6,1% pada 2008. Sementara kondisi fundamental dari sektor eksternal, fiskal dan industri perbankan juga cukup kuat untuk menahan terpaan krisis global (Tabel 1). Meski demikian, dalam perjalanan waktu ke depan, dampak krisis terhadap perekonomian Indonesia akan semakin terasa.
Semakin terintegrasinya perekonomian global dan semakin dalamnya krisis menyebabkan perekonomian di seluruh negara akan mengalami perlambatan pada tahun 2009. Indonesia tak terkecuali. Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia di tahun 2009 akan tumbuh melemah menjadi sekitar 4,0%, dengan risiko ke bawah terutama apabila pelemahan ekonomi global lebih besar dari yang diperkirakan. Penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut bukan sesuatu yang buruk apabila dibandingkan dengan banyak negara-negara lain yang diperkirakan tumbuh negatif. Oleh karenanya, upaya Pemerintah dan Bank Indonesia untuk mencegah dampak krisis ini meluas lebih dalam, melalui kebijakan di bidang fiskal, moneter, dan sektor riil, menjadi penting untuk dilakukan di tahun 2009.
sumber : www.bi.go.id
resep pisang bakar keju
BAHAN :
3 buah pisang raja / kepok
Keju parut secukupnya untuk taburan
SAUS KEJU :
1 siung bawang putih, haluskan
1 sdt mentega
2 sdm terigu
25 gr keju parut
150 cc susu cair
Garam, merica secukupnya
CARA MEMBUAT :
1. Bakar pisang. Taburi keju parut.
2. Sajikan bersama saus keju
tugas riset akuntansi bebas
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta kawan-kawan yang saya cintai.
Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hari ini merupakan saat yang berbahagia bagi kita semua. Patutlah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kita dapat hadir dalam acara yang kita tunggu ini.
Bapak-bapak, ibu-ibu dan kawan-kawan yang saya hormati,
Pada kesempatan ini, perkenankanlah saya menyampaikan topik yang berkenaan dengan masalah yang sering kita alami, yaitu pentingnya istirahat sebelum lelah. Sebagaimana telah kita ketahui, kita harus mencegah kelelahan pada diri kita sendiri. Menurut para ahli, kelelahan fisik dapat menimbulkan berbagai gangguan jiwa, seperti kecemasan, agresivitas, mudah marah, mudah tersinggung dan sebagainya. Setidaknya, kelelahan akan menurunkan daya tahan perasaan terhadap perasaan cemas dan khawatir. Menurut ilmu kesehatan, kelelahan dapat menurunkan daya tahan fisik dalam melawan demam dan ratusan penyakit lainnya. Dengan demikian, istirahat sebelum lelah itu dapat mencegah terjadinya penurunan daya tahan, baik fisik maupun psikis. Selain itu dapat dicegah dengan minum multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak kelelahan.
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan kawan-kawan yang terhormat
Jadi, kita boleh bekerja keras seperti seakan-akan kita tidak akan mati. Waktu yang kita miliki wajib kita gunakan dengan baik, mulai bangun tidur, misalnya pukul 05.00 pagi dan tidur sebelum pukul 10.00 malam. Sebaiknya kita jangan tidur terlalu malam, apalagi sampai begadang hingga larut malam, karna tidak baik untuk kesehatan.
Demikianlah pidato yang saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi saudara sekalian. Apabila ada salah kata mohon dimaafkan. Saya ucapkan terima kasih atas kehadiran dan perhatian saudara sekalian.
Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh
tugas riset akuntansi bebas
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, serta kawan-kawan yang saya cintai.
Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hari ini merupakan saat yang berbahagia bagi kita semua. Patutlah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kita dapat hadir dalam acara yang kita tunggu ini.
Bapak-bapak, ibu-ibu dan kawan-kawan yang saya hormati,
Pada kesempatan ini, perkenankanlah saya menyampaikan topik yang berkenaan dengan masalah yang sering kita alami, yaitu pentingnya istirahat sebelum lelah. Sebagaimana telah kita ketahui, kita harus mencegah kelelahan pada diri kita sendiri. Menurut para ahli, kelelahan fisik dapat menimbulkan berbagai gangguan jiwa, seperti kecemasan, agresivitas, mudah marah, mudah tersinggung dan sebagainya. Setidaknya, kelelahan akan menurunkan daya tahan perasaan terhadap perasaan cemas dan khawatir. Menurut ilmu kesehatan, kelelahan dapat menurunkan daya tahan fisik dalam melawan demam dan ratusan penyakit lainnya. Dengan demikian, istirahat sebelum lelah itu dapat mencegah terjadinya penurunan daya tahan, baik fisik maupun psikis. Selain itu dapat dicegah dengan minum multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak kelelahan.
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan kawan-kawan yang terhormat
Jadi, kita boleh bekerja keras seperti seakan-akan kita tidak akan mati. Waktu yang kita miliki wajib kita gunakan dengan baik, mulai bangun tidur, misalnya pukul 05.00 pagi dan tidur sebelum pukul 10.00 malam. Sebaiknya kita jangan tidur terlalu malam, apalagi sampai begadang hingga larut malam, karna tidak baik untuk kesehatan.
Demikianlah pidato yang saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi saudara sekalian. Apabila ada salah kata mohon dimaafkan. Saya ucapkan terima kasih atas kehadiran dan perhatian saudara sekalian.
Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh
tugas riset akuntansi tentang ekonomi
ARTIKEL TENTANG AKUNTANSI PERBANKAN
Perbankan 2010 Diwajibkan Terapkan Standar Akuntansi Internasional
Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Siti Fadjrijah mengatakan, pihaknya akan mewajibkan penerapan Standar Akuntansi Internasional (IAS) 39 dan 32 bagi lembaga keuangan termasuk perbankan pada 2010 untuk menciptakan stabilitas sistem keuangan.
"Kalau IAS sudah selesai pada 2009, maka bank yang sudah siap dapat menerapkan secara bertahap. Tapi diwajibkannya pada 2010. Nanti kita lihat penyelesaian dari IAS dulu," kata Siti usai membuka sebuah seminar tentang sistem akutansi perbankan di Jakarta, Senin.
Menurut Siti, pihaknya juga segera menyiapkan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) setelah selesainya pengadopsian IAS oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).
"Kita akan kerjasama dengan IAI susun PAPI yang terkait dengan penilaian fair value. Begitu ini menjadi pedoman itu akan diterapkan oleh perbankan," katanya.
Ia juga menjelaskan, pihaknya ingin memastikan standar akuntansi perbankan yang diterapkan perbankan akan dapat menjadi basis penghitungan keuangan yang efektif dan meningkatkan kedisiplinan pasar melalui laporan keuangan yang transparan.
Dia juga mengingatkan sistem akuntansi yang dapat meningkatkan stabilitas finansial adalah standar akuntansi yang sesuai dengan praktek manajemen resiko yang aman, standar akuntansi yang bisa memberikan proyeksi resiko ke depan, dan standar akuntansi yang bisa meningkatkan kepercayaan pasar dan tata kelola korporasi.
Sementara itu Ketua IAI, M Yusuf Wibisana mengatakan isu utama dalam penerapan IAS itu adalah penerapan fair value, yang berbeda dari nilai pasar (`market value`) karena komponen penghitungan yang berbeda.
"Kalau diterapkan di Indonesia, harus berhati-hati," katanya.(*)
Sumber : www.antaranews.com
tugas riset akuntansi tentang ekonomi
ARTIKEL TENTANG AKUNTANSI PERBANKAN
Perbankan 2010 Diwajibkan Terapkan Standar Akuntansi Internasional
Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Siti Fadjrijah mengatakan, pihaknya akan mewajibkan penerapan Standar Akuntansi Internasional (IAS) 39 dan 32 bagi lembaga keuangan termasuk perbankan pada 2010 untuk menciptakan stabilitas sistem keuangan.
"Kalau IAS sudah selesai pada 2009, maka bank yang sudah siap dapat menerapkan secara bertahap. Tapi diwajibkannya pada 2010. Nanti kita lihat penyelesaian dari IAS dulu," kata Siti usai membuka sebuah seminar tentang sistem akutansi perbankan di Jakarta, Senin.
Menurut Siti, pihaknya juga segera menyiapkan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) setelah selesainya pengadopsian IAS oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).
"Kita akan kerjasama dengan IAI susun PAPI yang terkait dengan penilaian fair value. Begitu ini menjadi pedoman itu akan diterapkan oleh perbankan," katanya.
Ia juga menjelaskan, pihaknya ingin memastikan standar akuntansi perbankan yang diterapkan perbankan akan dapat menjadi basis penghitungan keuangan yang efektif dan meningkatkan kedisiplinan pasar melalui laporan keuangan yang transparan.
Dia juga mengingatkan sistem akuntansi yang dapat meningkatkan stabilitas finansial adalah standar akuntansi yang sesuai dengan praktek manajemen resiko yang aman, standar akuntansi yang bisa memberikan proyeksi resiko ke depan, dan standar akuntansi yang bisa meningkatkan kepercayaan pasar dan tata kelola korporasi.
Sementara itu Ketua IAI, M Yusuf Wibisana mengatakan isu utama dalam penerapan IAS itu adalah penerapan fair value, yang berbeda dari nilai pasar (`market value`) karena komponen penghitungan yang berbeda.
"Kalau diterapkan di Indonesia, harus berhati-hati," katanya.(*)
Sumber : www.antaranews.com
tugas kuliah riset akuntansi
Perang Diponegoro
Lukisan Persitiwa Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Nicolaas Pieneman
Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog), adalah perang besar dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), antara pasukan penjajah Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock[1] melawan penduduk pribumi yang dipimpin seorang pangeran Yogyakarta bernama Pangeran Diponegoro. Dalam perang ini telah berjatuhan korban yang tidak sedikit. Baik korban harta maupun jiwa. Dokumen-dokumen Belanda yang dikutip para ahli sejarah, disebutkan bahwa sekitar 200.000 jiwa rakyat yang terenggut. Sementara itu di pihak serdadu Belanda, korban tewas berjumlah 8.000.
Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama menjajah Nusantara. Peperangan ini melibatkan seluruh wilayah Jawa, maka disebutlah perang ini sebagai Perang Jawa.
Latar belakang
Setelah kekalahannya dalam Perang Napoleon di Eropa, pemerintah Belanda yang berada dalam kesulitan ekonomi berusaha menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan berbagai pajak di wilayah jajahannya, termasuk di Hindia Belanda. Selain itu, mereka juga melakukan monopoli usaha dan perdagangan untuk memaksimalkan keuntungan. Pajak-pajak dan praktek monopoli tersebut amat mencekik rakyat Indonesia yang ketika itu sudah sangat menderita.
Untuk semakin memperkuat kekuasaan dan perekonomiannya, Belanda mulai berusaha menguasai kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, salah satu di antaranya adalah Kerajaan Yogyakarta. Ketika Sultan Hamengku Buwono IV wafat, kemenakannya, Sultan Hamengku Buwono V yang baru berusia 3 tahun, diangkat menjadi penguasa. Akan tetapi pada prakteknya, pemerintahan kerajaan dilaksanakan oleh Patih Danuredjo, seseorang yang mudah dipengaruhi dan tunduk kepada Belanda. Belanda dianggap mengangkat seseorang yang tidak sesuai dengan pilihan/adat keraton.
Pada pertengahan bulan Mei 1825, pemerintah Belanda yang awalnya memerintahkan pembangunan jalan dari Yogyakarta ke Magelang lewat Muntilan, mengubah rencananya dan membelokan jalan itu melewati Tegalrejo. Rupanya di salah satu sektor, Belanda tepat melintasi makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang membuat Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan untuk mengangkat senjata melawan Belanda. Beliau kemudian memerintahkan bawahannya untuk mencabut patok-patok yang melewati makam tersebut.
Belanda yang mempunyai alasan untuk menangkap Pangeran Diponegoro karena dinilai telah memberontak, pada 20 Juli 1825 mengepung kediaman beliau. Terdesak, Pangeran beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri menuju barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Sementara itu, Belanda —yang tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro— membakar habis kediaman Pangeran.
Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, sebagai basisnya. Pangeran menempati goa sebelah Barat yang disebut Goa Kakung, yang juga menjadi tempat pertapaan beliau. Sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.
Setelah penyerangan itu, dimulailah sebuah perang besar yang akan berlangsung 5 tahun lamanya. Di bawah kepemimpinan Diponegoro, rakyat pribumi bersatu dalam semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati"; sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati. Selama perang, sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan.
[sunting] Jalannya perang
Peta Mataram Baru setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830
Pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri dan artileri —yang sejak perang Napoleon menjadi senjata andalan dalam pertempuran frontal— di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur Iogistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong keperluan perang. Berpuluh kilang mesiu dibangun di hutan-hutan dan dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan berkencamuk. Para telik sandi dan kurir bekerja keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk menyusun stategi perang. Informasi mengenai kekuatan musuh, jarak tempuh dan waktu, kondisi medan, curah hujan menjadi berita utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melalui penguasaan informasi.
Serangan-serangan besar rakyat pribumi selalu dilaksanakan pada bulan-bulan penghujan; para senopati menyadari sekali untuk bekerjasama dengan alam sebagai "senjata" tak terkalahkan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan melakukan usaha usaha untuk gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras membuat gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan sebagainya merupakan "musuh yang tak tampak" melemahkan moral dan kondisi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengkonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan provokator mereka bergerak di desa dan kota; menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pemimpin perjuangan rakyat yang berjuang dibawah komando pangeran Diponegoro. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.
Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang serdadu; suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu dimana suatu wilayah yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan sebagian Jawa timur dijaga oleh puluhan ribu serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini adalah perang pertama yang melibatkan semua metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Baik metode perang terbuka (open warfare), maupun metoda perang gerilya (geurilia warfare) yang dilaksanakan melalui taktik hit and run dan penghadangan. ini bukan sebuah tribal war atau perang suku. Tapi suatu perang modern yang memanfaatkan berbagai siasat yang saat itu belum pernah dipraktekkan. perang ini juga dilengkapi dengan taktik perang urat syaraf (psy-war) melalui insinuasi dan tekanan-tekanan serta provokasi oleh pihak Belanda terhadap mereka yang terlibat langsung dalam pertempuran; dan kegiatan telik sandi (spionase) dimana kedua belah pihak saling memata-matai dan mencari informasi mengenai kekuatan dan kelemahan lawannya.
Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Maja, pemimpin spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Sentot Alibasya menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.
Berakhirnya Perang Jawa yang merupakan akhir perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu berkebangsaan Eropa, 7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa. Sehingga setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya. Mengingat bagi sebagian orang Kraton Yogyakarta Diponegoro dianggap pemberontak, sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton, sampai kemudian Sri Sultan HB IX memberi amnesti bagi keturunan Diponegoro, dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Diponegoro kala itu. Kini anak cucu Diponegoro dapat bebas masuk Kraton, terutama untuk mengurus Silsilah bagi mereka, tanpa rasa takut akan diusir.
Perang Diponegoro dan Perang Padri
Di sisi lain, sebenarnya Belanda sedang menghadapi Perang Padri di Sumatera Barat. Penyebab Perang Paderi adalah perselisihan antara Kaum Padri (alim ulama) dengan Kaum Adat (orang adat) yang mempermasalahkan soal agama Islam, ajaran-ajaran agama, mabuk-mabukan, judi, maternalisme dan paternalisme. Saat inilah Belanda masuk dan mencoba mengambil kesempatan. Namun pada akhirnya Belanda harus melawan baik kaum adat dan kaum paderi, yang belakangan bersatu. Perang Paderi berlangsung dalam dua babak: babak I antara 1821-1825, dan babak II.
Untuk menghadapi Perang Diponegoro, Belanda terpaksa menarik pasukan yang dipakai perang di Sumatera Barat untuk menghadapi Pangeran Diponegoro yang bergerilya dengan gigih. Sebuah gencatan senjata disepakati pada tahun 1825, dan sebagian besar pasukan dari Sumatera Barat dialihkan ke Jawa. Namun, setelah Perang Diponegoro berakhir (1830), kertas perjanjian gencatan senjata itu disobek, dan terjadilah Perang Padri babak kedua. Pada tahun 1837 pemimpin Perang Paderi, Tuanku Imam Bonjol akhirnya menyerah. Berakhirlah Perang Padri.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perang Padri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Perang Paderi meletus di Minangkabau antara sejak tahun 1821 hingga 1837. Kaum Paderi dipimpin Tuanku Imam Bonjol melawan penjajah Hindia Belanda.
Gerakan Paderi menentang perbuatan-perbuatan yang marak waktu itu di masyarakat Minang, seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat (opium), minuman keras, tembakau, sirih, juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan dan umumnya pelaksanaan longgar kewajiban ritual formal agama Islam.
Perang ini dipicu oleh perpecahan antara kaum Paderi pimpinan Datuk Bandaro dan Kaum Adat pimpinan Datuk Sati. Pihak Belanda kemudian membantu kaum adat menindas kaum Padri. Datuk Bandaro kemudian diganti Tuanku Imam Bonjol.
Perang melawan Belanda baru berhenti tahun 1838 setelah seluruh bumi Minang ditawan oleh Belanda dan setahun sebelumnya, 1837, Imam Bonjol ditangkap.
Meskipun secara resmi Perang Paderi berakhir pada tahun kejatuhan benteng Bonjol, tetapi benteng terakhir Paderi, Dalu-Dalu, di bawah pimpinan Tuanku Tambusai, barulah jatuh pada tahun 1838. Alam Minangkabau menjadi bagian dari pax neerlandica. Tetapi pada tahun 1842, pemberontakan Regent Batipuh meletus.
Pasukan
Belanda menyerang benteng kaum Paderi di Bonjol dengan tentara yang dipimpin oleh jenderal dan para perwira Belanda, tetapi yang sebagian besar terdiri dari berbagai suku, seperti Jawa, Madura, Bugis, dan Ambon. Dalam daftar nama para perwira pasukan Belanda adalah Letnan Kolonel Bauer, Kapten MacLean, Letnan Satu Van der Tak, dan seterusnya, tetapi juga nama Inlandsche (pribumi) seperti Kapitein Noto Prawiro, Indlandsche Luitenant Prawiro di Logo, Karto Wongso Wiro Redjo, Prawiro Sentiko, Prawiro Brotto, dan Merto Poero.
Terdapat 148 perwira Eropa, 36 perwira pribumi, 1.103 tentara Eropa, 4.130 tentara pribumi, Sumenapsche hulptroepen hieronder begrepen (pasukan pembantu Sumenap alias Madura). Ketika dimulai serangan terhadap benteng Bonjol, orang-orang Bugis berada di bagian depan menyerang pertahanan Paderi.
Dari Batavia didatangkan terus tambahan kekuatan tentara Belanda. Tanggal 20 Juli 1837 tiba dengan Kapal Perle di Padang, Kapitein Sinninghe, sejumlah orang Eropa dan Afrika, 1 sergeant, 4 korporaals dan 112 flankeurs. Yang belakangan ini menunjuk kepada serdadu Afrika yang direkrut oleh Belanda di benua itu, kini negara Ghana dan Mali. Mereka disebut Sepoys dan berdinas dalam tentara Belanda.
Belanda menggunakan 2 benteng sebagai pertahanan selama perang Padri,Fort de Kock dan Fort van der Capellen di Batusangkar.
Kepala Perang Bonjol ialah Baginda Telabie. Kepala-kepala lain adalah Tuanku Mudi Padang, Tuanku Danau, Tuanku Kali Besar, Haji Mahamed, dan Tuanku Haji Berdada yang tiap hari dijaga oleh 100 orang. Yang memberi perintah ialah Tuanku Haji Be Di Bonjol dengan pertahanan enam meriam di daerah gunung. Halaman-halaman dikitari oleh pagar pertahanan dan parit-parit.
[sunting] Perang 1833
Pada tahun 1832, benteng Bonjol jatuh ke tangan serdadu Kompeni. Hal ini memicu kembali peperangan. Pos Goegoer Sigandang yang dijaga oleh seorang sersan Belanda dan 18 serdadu dipersenjatai dengan sebuah meriam pada tahun 1833 diserbu oleh orang-orang Minang. Mereka membunuh sersan dan seluruh isi benteng. Kolonel Elout membalas dendam dengan cara memanggil beberapa pemimpin dari daerah Agam untuk menghadapnya di Goegoer Sigandang dan 13 orang menghadap. Atas perintah Kolonel, ke-13 orang itu digantung semua. Setelah kejadian ini Sultan Bagagarsyah Alam dari Pagaruyung dibuang ke Batavia.
Selain penduduk Bonjol, terdapat pula di benteng 20 orang serdadu Jawa yang telah menyeberang ke pihak Paderi. Di antara serdadu-serdadu yang telah meninggalkan tentara Belanda itu terdapat seorang yang bernama Ali Rachman yang berupaya keras untuk merugikan Kompeni. Juga ada seorang pemukul tambur bernama Saleya dan seorang awak meriam (kanonnier) bernama Mantoto. Ada juga Bagindo Alam, Doebelang Alam, dan Doebelang Arab. Doebelang Arab secara khusus berkonsentrasi untuk mencuri dalam benteng-benteng Belanda.
Pemerintah Hindia Belanda kini telah menyadari bahwa mereka tidak lagi hanya menghadapi kaum paderi, tetapi masyarakat Minangkabau. Maka pemerintah pun mengeluarkan pengumuman yang disebut Plakat Panjang (1833) berisi sebuah pernyataan bahwa kedatangan Kompeni ke Minangkabau tidaklah bermaksud untuk menguasai negeri ini, mereka hanya datang untuk berdagang dan menjaga keamanan, penduduk Minangkabau akan tetap diperintah oleh para penghulu adat mereka dan tidak pula diharuskan membayar pajak.
Karena usaha Kompeni untuk menjaga keamanan, mencegah terjadinya "perang antar-nagari", membuat jalan-jalan, membuka sekolah, dan sebagainya memerlukan biaya, maka penduduk diwajibkan menanam kopi. Akhirnya benteng Bonjol jatuh juga untuk kedua kalinya pada tahun 1837.
[sunting] Perundingan
Residen Belanda mengirim utusan-utusannya untuk berunding dengan Tuanku Imam Bonjol. Tuanku menyatakan bersedia melakukan perundingan dengan Residen atau dengan komandan militer. Perundingan itu tidak boleh lebih dari 14 hari lamanya. Selama 14 hari berkibar bendera putih dan gencatan senjata berlaku. Tuanku datang ke tempat berunding tanpa membawa senjata. Tapi perundingan tidak terlaksana. Tuanku Imam Bonjol yang datang menemui panglima Belanda untuk berunding, malah ditangkap dan langsung dibawa ke Padang, untuk selanjutnya diasingkan ke berbagai daerah hingga meninggal dunia tahun 1864.
[sunting] Sentot
Kolonel Elout mempunyai dokumen-dokumen resmi yang membuktikan kesalahan Sentot Ali Basya dengan kehadirannya di Sumatera. Sentot, setelah usai Perang Jawa, masuk dinas Pemerintah Belanda. Kehadirannya di Jawa bisa menimbulkan masalah. Ketika Kolonel Elout melakukan serangan terhadap Paderi tahun 1831-1832, dia memperoleh tambahan kekuatan dari pasukan Sentot yang telah membelot itu.
Setelah pemberontakan tahun 1833, timbul kecurigaan serius bahwa Sentot melakukan persekongkolan dengan kaum Paderi. Karena itu, Elout mengirim Sentot dan legiunnya ke Jawa. Sentot tidak berhasil menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya. Belanda tidak ingin dia berada di Jawa dan mengirimnya kembali ke Padang. Pada perjalanan ke sana Sentot diturunkan dan ditahan di Bengkulu di mana dia tinggal sampai mati sebagai orang buangan. Pasukannya dibubarkan dan anggota-anggotanya berdinas dalam tentara Hindia.
Senin, 04 Januari 2010
Tugas Soft Skill "best experience"
EXPERIENCE THE GOOD LIFE
I think a good experience it is an event in our lives that bring happiness for ourselves, the experience will always imagined in our minds. Because the experience is very valuable for our lives, we will always smile when remembering the event.
Here I'll tell you a good experience that happened to me, this experience occurs either when I was growing up. By the time I graduated high school went to private colleges good enough reputation, on the first day of college I still feel ordinary. But after walking for several months I can know all the people. Finally at the end of the semester I met a lady friend who was introduced by my friend, she was quite pretty, good heart, and not arrogant. At that moment I felt the vibration of love in this heart, in my first encounter was in love with him. Finally I was able to conquer her heart even though we only met briefly but the feeling of love that has grown in the bottom of our hearts. Until now we were together almost 2 years we were together about this relationship, we already know each other. I was introduced to his family and his brother so he was introduced to my family, my family can accept her and she was in itself regarded as a child by my parents. In every prayer, I always ask the all-powerful that I was always with him until I closed my eyes, because I felt if he was my true love. Because I love him more than my own life, though he was not my first love but I wish he was my last love. Because it is difficult to cultivate feelings of love return to love someone when they are genuinely from the heart. This is a good experience in my life, I hope it will stay until our old age and have descendants, amien.
Tugas Soft Skill "bad experience"
BAD EXPERIENCE IN LIFE
Bad experience was an unpleasant experience for us, because the experience makes our lives less happy. Bad experience was a warning from the infinite power that we are more closer to him to always run away from his orders and prohibitions. Most of us have forgotten our Creator to stay away from all things in order. For that we must always remember him for the bad events do not happen to our lives.
Here I'll tell you what happened to bad experiences in my life, this experience happened when I was still in high school. At that time my friend's birthday and celebrate at the top, I and other friends who invited him to come to the top celebration. Day in the waiting arrived but before we left for the summit to the streets of Kemang at night before going to the top, maybe because we had bad intentions before going to our top-drink alcoholic beverages. By the time we were on the way back to our friend's house, on the way home from kemang cars we rode in an accident, we hit a power pole so that the electric pole fell, we drove the car that badly damaged the front of the car destroyed. We are grateful to the mighty power was still in love so that we help no one was hurt, and finally we looked forward to the show canceled realized because of our own mistakes. Maybe the accident occurred due to our bad intentions before going to the top. Finally I realized that I had been away from the all-powerful, and I beg forgiveness for my mistakes that have been running its ban. Until now I still remembered the incident, and now I will not make that mistake again.
Minggu, 03 Januari 2010
Tugas Soft Skill "Tempat Favorit"
PEAK OF COOL
While holiday yesterday I went with my boyfriend kepuncak to remove all existing fatigue. We left without previous plan and take the money too much, we are finally daring to make the trip. In the rest of our trip to buy a drink, we continued on Arriving in Bogor was raining we were sheltered. After the rain stopped we went to the Peak perjalannan, we finally reached the summit. Oh GOD it's beautiful scenery here, we have fun there and melupakkan all existing burdens. After that we headed for the garden, when we get our tea garden to sit for a moment and breathe fresh air. We joked there seemed to forget that there are loads. Does not feel it was afternoon and the weather turned cloudy, we finally decided to go home karna fear the rain. But Back in our rain tajur ignored him and continued to drive home because it was late. Eventually we arrived home safely.
Tugas Soft Skill "Kriteria Calon Istri"
FUTURE COACH CRITERIA
The meaning of the criteria that I think is the way we view the things we think are good for ourselves and in accordance with what is expected. Criteria can be called jugadengan desire, but also the fact that much different with what we want, or our criteria. In my life companion is someone who can accept what we are and a companion should also be ready in time we are happy or sad, because life is not always happy or unhappy, or can tell if a coach is ready to face the ups and downs of someone who the dampinginya. That especially for me someone who will accompany my life that can be accepted by both my parents and family and most importantly must be a Muslim or a religion with me. I am not a hypocrite like to have a beautiful companion, but I have some beautiful is beautiful inside and out has become a unity, and he also should be able to accept all my weaknesses and strengths. Compassionate parents but not all parents, especially if he's unfortunately against my parents, unfortunately he's the same as the parents themselves were better. But that does not mean I do not like the criteria for the worst, in my opinion better ugly but a heart of gold than a pretty face but an evil man, it's nothing just afraid it nyesel later. Because to live ark household was not easy as turning the palm of the hand. And most importantly he love of what is inside of me and my family.
Langganan:
Postingan (Atom)