Audit Risk
Jenis-jenis resiko dalam audit:
1. Inherent risk: resiko yang dari sono-nye
memang ada, karena nature (sifat) dari bisnis yang bersangkutan. Misalnya
-
kalkulasi 10.000 posting lebih
bisa error ketimbang kalkulas 10 posting
-
uang kas lebih mudah tercuri
ketimbang mobil di inventory
2. Control risk: resiko yang baru bisa dideteksi pada kontrol internal.
Jadi bisa jadi kejadiannya sudah terjadi sebelumnya.
3. Detection risk: resiko karena suatu ancaman tidak dideteksi karena
auditor menggunakan teknik/prosedur yang kurang memadai.
Testing
Compliance Testing
Yakni test untuk menguji apakah kontrol
diterapkan sesuai kebijakan dan prosedur organsasi. Tujuan utamanya adalah
untuk menguji apakah kontrol-kontrol bekerja seperti yang diperkirakan dalam preliminary evaluation.
Misalnya kontrol bahwa source code sama
dengan executeables trakhir.
Substantive Testing
Menguji pengolahan sebenarnya. Substantive
testing dapat dilakukan untuk mengecek apakah memang ada kesalahan dalam
laporan keuangan (yang digenerate oleh komputer) atau kesalahan-kesalahaan
lainnya. Auditor bisa melakukan substantive testing dengan cara mengambil
sampel data, dan mengolahnya. Lalu memeriksa apakah valid.
Korelasinya:
kalau compliance testing menunjukkan banyak
kesalahan, maka substantive testing hanya sedikit perlu dilakukan (vice versa)
Cara memahami kontrol:
1. Review system to identify controls
2. Test compliance, apakah kontrol benar-benar bekerja
3. Evaluasi kontrol, sebagai dasar perlu tidaknya substantive test
Evidence
Yakni informasi yang dipergunakan untuk
menentukan apakah objek yang diaudit sesuai dengan kriteria atau control
objectives tertentu.
Contoh evidence:
1. Hasil observasi / pengamatan auditor: harus non-obtrusive. Misalnya:
- pola kerja pegawai
- struktur organisasi (bisa dengan melihat dokumen & interview)
2. Catatan interview: auditor harus tahu teknik interview
3. Hasil korespondensi organisasi
4. Dokumen-dokumen internal organisasi:
- feasibility study docs
- test plans & reports
- requirement docs
- operations manual
- quality assurance report
- risk management document
- logs
5. Hasil pengujian auditor
Kehandalan (reliability) dari bukti
mencakup:
1. Keindependensian dari yang menyediakan bukti:
bukti dari luar organisasi sering lebih kuat, itulah sebabnya surat balasan bisa jadi dipergunakan untuk memeriksa account receivables.
bukti dari luar organisasi sering lebih kuat, itulah sebabnya surat balasan bisa jadi dipergunakan untuk memeriksa account receivables.
2. Kualifikasi orang yang memberikan bukti:
Kalau interview
harus pada orang yang tepat. Jangan tanya soal firewall ke janitor! Tetapi
kecakapan auditor-pun juga dapat
3. Objektifitas dari sebuah bukti
Auditor harus cari bukti-bukti yang relevan
dan valid, sehingga bukti itu dapat dianggap ‘competent’.
Sampling
Sampling dipergunakan kalau waktu dan biaya
tidak memungkinkan untuk memeriksa seluruh transaksi / kejadian dalam suatu
populasi. Populasi adalah seluruh item yang harus diperiksa. Subset dar
populasi disebut dengan istilah sampel. Sampling dipergunakan untuk
menginferensi karakteristik dari populasi.
Ada 2 pendekatan utama terhadap sampling:
1. Statistical sampling: sampel ditentukan secara objektif dengan
kritera-kriteria yang khusus.
2. Non-statistical sampling: (judgemental sampling) menggunakan
pertimbangan auditor dalam memilih sampel secar subjektif, sehingga cara ini
sebenarnya mengandung resiko.
Beberapa jenis sampling lainnya:
1. Stop-or-go sampling: mencegah sampling yang terlalu banyak. Kalau
terasa bahwa tidak akan ada error lagi (atau justru kebanyakan!) maka kegiatan
audit boleh dihentikan.
2. Discovery sampling: metode sampling yang bisa dipergunakan untuk
menemukan “jarum dalam tumpukan jerami”. Biasanya dipergunakan untuk mencari jejak
korupsi, pemalsuan, penipuan dan tindakan melawan hukum lainnya.
Evaluasi data-data yg didapatkan
Dalam memberikan evaluasi terhadap
bukti-bukti audit yang terkumpul, sangat tergantung dari pertimbangan auditor,
terutama jenis-jenis bukti yang intangible (keterukurannya rendah). Semakin
berpengalaman, maka akan semakin bijak.
Biasanya dibuat juga control matrix, yang akan dilengkapi oleh auditor (bisa dengan
skala lalu me-ranking), sehingga tahu di mana titik rawan dari organisasi/hal
yang sedang di audit.
Auditor juga bisa menemukan kontrol yang
kuat atau lemah. Bisa jadi untuk mengamankan suatu ATM, ternyata kunci
pintu-nya tidak bisa dikunci dari dalam. Ini bisa jadi weak control. Tetapi
dikompensasi oleh adanya satpam yang menunggu di samping ATM dan adanya video
camera yang selalu on.
Catatan: biasanya 1 control objectives
tidak terdiri dari 1 kontrol saja, tetapi lebih dari 1 kontrol yang saling
mendukung.
Penting-tidaknya temuan
Sebuah temuan/evidence bisa penting untuk
manager pada lapisan operasi, tetapi tidak penting bagi direksi.
Struktur dan Isi laporan Audit
Tidak ada yang baku, tetapi pada umumnya
mencakup:
1. Pendahuluan: tujuan, ruang lingkup, lamanya audit, dan prosedur
audit
2. Kesimpulan umum dari auditor
3. Hasil audit: apa yang ditemukan dalam audit, apakah prosedur dan
kontrol layak atau tidak.
4. Rekomendasi
5. Tanggapan dari manajemen (kalau perlu)
6. dsb
Exit interview: interview terakhir antara
auditor dengan pihak manajemen untuk membicarakan temuan-temuan dan rekomendasi
tindak lanjut. Sekaligus meyakinkan tim manajemen bahwa hasil audit sahih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar